Read Time:1 Minute, 35 Second
Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan acara Paguyuban Camperience 1.0 pada 28 Februari sampai 2 Maret lalu. Dihadiri para Beswan KSE UIN Jakarta dan alumni, acara ini diselenggarakan di Villa AJ Garden, Sawangan Depok. Melalui agenda tiga hari, para beswan dilatih untuk menjadi pribadi yang agamis dan nasionalis.
Mengusung tema “Menjadikan Pribadi yang Berkarakter dan Menginspirasi,”KSE UIN Jakarta terus berusaha memperbaiki kualitas para beswan. Persepsi masyarakat luas terhadap KSE UIN Jakarta sangatlah penting.
Dengan diadakannya camp ini, diharapkan para beswan mampu mempersiapkan diri sebelum menjalani camp yang sebenarnya. Hal ini dilakukan agar para beswan memiliki modal awal saat membawa nama baik KSE UIN Jakarta di camp tingkat nasional nanti.
Selain memberikan beasiswa bulanan dengan nominal 600 ribu per bulannya, Yayasan KSE juga memberikan pelatihan soft skill kepada para beswan. “Biasanya pelatihan berbentuk camp tingkat nasional dengan seleksi yang diadakan oleh yayasan,” ungkap Ketua Paguyuban KSE UIN Jakarta Ginanjar Ramadhan, Sabtu (2/3).
Dalam kesempatan itu, hadir pula Penerima Beasiswa Angkatan 2 KSE UIN Jakarta Syarifah Zahrina Firda. Ia mengatakan, tokoh-tokoh yang agamis, pastilah nasionalis. Hal itu didasarkan pada rasa cintanya terhadap tanah air. “Terbukti banyak sekali pahlawan Indonesia yang memiliki latar belakang kiai,” terangnya, Jumat (1/3).
Lebih lanjut, wanita berkacamata ini mengatakan, pancasila harus disinergikan dengan konteks saat ini. jiwa muda yang mampu membela bangsa dan cinta tanah air harus segera ditumbuhkan. Saat ini banyak sekali kasus-kasus hate speech, bahkan menjurus kepada ideologi lain diluar Pancasila. Firda memandang, permasalahan ini harus segera dituntaskan dengan memupuk kembali rasa cinta terhadap Pancasila di era millenial.
Dalam sesi itu, Firda memberikan brainstorming pada Peserta Paguyuban Camperience 1.0 dengan memberikan sebuah studi kasus. Satu demi satu masalah harus dipecahkan oleh para peserta camp. Berbagai solusi pun diajukan. Satu kata yang paling berkesan. “Satu aksi nyata jauh lebih berharga dari seribu kata,” tutupnya sembari mengucapkan salam.
Siti Heni Rohamna
Average Rating