Global Volunteer AIESEC Kunjungi Tangerang Selatan

Global Volunteer AIESEC Kunjungi Tangerang Selatan

Read Time:1 Minute, 30 Second
Global Volunteer AIESEC Kunjungi Tangerang Selatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta kembali kedatangan tamu mancanegara. Sebanyak 27 peserta relawan Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) mengunjungi Kampus 1 UIN Jakarta, Selasa (6/8). Kedatangan para relawan dari tiga belasnegara yang berbeda bertujuan untuk mengenalkan program kerja mereka selama menjalankan kegiatan di Indonesia.
Vice President of Incoming Global Volunteer at AIESEC untuk wilayah Kota Tangsel mengatakan, program global volunteer di Indonesia tahun ini diikuti oleh 27 peserta dari 13 negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Negara-negara peserta yang ikut berpartisipasi di antaranya adalah Cina, Kanada, Bahrain, India, Jepang, Taiwan, Inggris, dan Qatar.
Masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mahasiswa, serta dosen turut menyambut baik kedatangan delegasi AIESEC. Mereka mengaku senang dengan kedatangan relawan dari berbagai negara dan mengharapkan nilai-nilai positif yang dapar dibagi kepada masyarakat sekitar maupun para sivitas akademika.
Para relawan akan berada di Indonesia selama enam minggu, hingga Rabu (28/8). Kegiatan yang mereka embani berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Kota Tangsel. Selain itu, terdapat program unggulan pada pengembangan kewiraswastaan khususnya pada Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) di kalangan anak muda (global youthpreneur) dan kesehatan masyarakat (global healer project).
Panitia Acara Global Volunteer at AIESEC Faizal menerangkan, salah satu agenda kegiatan pada Rabu—Kamis (7—8/8) adalah business creation degan mengunjungi beberapa UMKM yang berada di sekitar UIN Jakarta. “Pukul 10 pagihingga sore, kami mengunjungi beberapa kafe seperti Oishi, Insomniak, dan Haus Coffee,” terang Faizal, Kamis (8/8).
Kegiatan berjalan dengan lancar. Para relawan berusaha untuk menguasainilai-nilai yang disampaikan meskipun mereka berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. Menurut Fajar, seorang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UIN Jakarta, perbedaan bahasa dan budaya justru mempererat hubungan yang ada. Tetapi tentunya, mereka diberi penilaian dan persiapan terlebih dahulu sebelum terjun ke masyarakat,” pungkas Fajar, Kamis (8/8).

FALN

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Pelarangan Mahasiswa Baru Pakai Cadar: UIN Jakarta Bunuh Diri Previous post Pelarangan Mahasiswa Baru Pakai Cadar: UIN Jakarta Bunuh Diri
Bejibun Keabsurdan Ucapan Selamat Datang di UIN Jakarta Next post Bejibun Keabsurdan Ucapan Selamat Datang di UIN Jakarta