Menyambangi pameran artefak Rasul merupakan pilihan yang tepat. Tak hanya menyuguhkan keindahan, kehadiran pagelaran ini juga dapat meningkatkan wawasan serta keimanan di bulan yang suci ini.
Islamic Autentic Artefak mengadakan Ramadan Fest 2021 dengan menampilkan sebuah ekshibisi bertajuk “Pameran Artefak Nabi Muhammad SAW”. Pameran ini diselenggarakan di Jakarta Islamic Center (JIC), Koja, Jakarta Utara pada tanggal 23 April hingga 3 Mei 2021. Pameran ini menghadirkan 35 benda peninggalan Rasulullah beserta para sahabat dari berbagai negara, seperti Arab Saudi, Mesir, Turki, Brunei dan Malaysia.
Di depan pintu masuk, sejumlah orang berduyun-duyun mengantre memasuki ruang pameran. Antuasisme masyarakat dapat dilihat sesaat sebelum memasuki ruang pameran. Untuk memasuki ruang pameran, pengunjung diberikan akses secara bergiliran. Pertama, pengunjung diarahkan untuk menyaksikan sejarah Rasulullah melalui proyektor berukuran besar yang telah disediakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kerumunan di dalam ruang pameran mengingat kondisi pandemi. Pemutaran video juga bertujuan untuk membangkitkan emosi pengunjung sesaat sebelum menapaki ruang ekshibisi. Usai menonton video, pengunjung diarahkan untuk memasuki ruang pameran.
Benda-benda peninggalan Nabi Muhammad tersebut dilengkapi dengan sertifikat dan diletakkan secara berdampingan pada sebuah kaca yang tertutup rapat. Di sebelahnya terdapat bingkai yang berisi penjelasan mengenai peninggalan tersebut. Ruang pameran dikelilingi oleh lukisan kaligrafi yang memberi kesan religi. Pada sisi kanan ruangan, terlihat kain kiswah yang di depannya terdapat Al-Quran berukuran besar tanpa harakat peninggalan tahun 75 Hijriah.
Saat melangkahkan kaki ke tengah ruangan, terdapat bejana emas yang di dalamnya berisi pengharum ruangan. Tatkala memandang lebih jauh ke sudut ruangan, tampak sebuah panggung yang berdiri kokoh menyuguhkan peninggalan unik di atasnya berupa darah bekam, sorban, hingga keringat Rasulullah.
Menurut keterangan ketua pelaksana pameran, Muhammad Rifqi, pagelaran ini bukan yang pertama kali di Jakarta, sebelumnya pameran ini juga pernah diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia. Namun jumlah artefak yang ditampilkan tidak sebanyak di JIC. “Pameran ini pernah digelar di Bogor, Banten, dan lain sebagainya,” ujar Rifqi kepada Insitut, Minggu (2/5).
Rifqi melanjutkan, seluruh benda peninggalan merupakan kepunyaan dari kesultanan Brunei Darussalam dan dikelola oleh pakar arkeolog Malaysia yang telah diteliti selama 30 tahun. Selain itu, kata Rifqi, ekshibisi ini bertujuan untuk memupuk keimanan seorang hamba dan menjadi bukti nyata kehadiran Rasulullah. “Meski tidak pernah berjumpa Rasulullah, namun ada bukti bahwa kehadirannya nyata dan peninggalannya dilindungi Allah,” tambah Rifqi.
Euforia pameran ini terasa hingga penjuru Indonesia. Sebagaimana yang dirasakan salah seorang mahasiswa asal Makassar, Iswar. Dirinya mengaku melihat pameran artefak ini dari televisi dan langsung menyempatkan diri untuk mengunjungi pameran ini, sebab merasa ada panggilan jiwa. Iswar berharap agar pameran ini dapat tersebar ke seluruh wilayah Nusantara. “Saya paling tertarik pada sorban dan jejak kakinya. Perasaan saya lebih adem dan dekat kepada Baginda, wah, betul-betul nyata,” sanjung Iswar dengan mata berbinar.
Tak hanya masyarakat umum dari berbagai kalangan, ekshibisi ini turut dihadiri oleh Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Sylviana Murni, sejumlah habib dan pengikutnya dari berbagai daerah, serta anggota Tentara Negara Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). Beberapa kalangan artis Ibu Kota pun turut hadir dalam pagelaran ini.
Average Rating