Maraknya aktivitas merokok mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di dalam toilet menimbulkan keresahan mahasiswa. Tak hanya itu, berbagai rambu larangan sering kali diabaikan.
Maraknya aktivitas merokok mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di dalam toilet menimbulkan keresahan mahasiswa. Berdasarkan pengamatan Institut pada Selasa (15/11) dan Rabu (23/11), para perokok membuang bekas puntungnya ke wastafel hingga membuatnya tersumbat.
Akmal, salah satu mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional mengaku resah terhadap mahasiswa yang merokok di toilet FISIP. Ia menilai tindakan tersebut tak pantas dilakukan oleh mahasiswa. Saat berada di dalam toilet, Akmal menuturkan pernah melihat bekas tapak kaki di atas toilet gantung.
Lanjut, Akmal mengatakan sebagai mahasiswa yang tak suka asap rokok, dirinya merasa terganggu ketika ada yang merokok di dalam toilet. Ia pun heran, sebab berbagai larangan yang ada justru dijadikan tantangan untuk dilanggar oleh mahasiswa. “Perilaku kalian itu mengganggu orang lain yang menggunakan fasilitas tersebut, apakah pantas toilet dijadikan tempat nongkrong sekaligus merokok?,” katanya, Jumat (25/11).
Menurut pengamatan Mahasiswa Hubungan Internasional Arkan, toilet FISIP selalu nampak bersih saat pagi hari. Namun, saat memasuki jam makan siang, toilet FISIP mulai terlihat kotor. Tak hanya kotor, Ia juga mengeluhkan terkait banyaknya sampah. Menurutnya pihak kebersihan sudah membersihkannya dengan maksimal. Akan tetapi, lanjutnya, kurangnya kesadaran mahasiswa untuk menjaga kebersihannya.
Arkan juga menemukan banyaknya bekas puntung rokok yang dibuang sembarangan hingga menyumbat wastafel. Kejadian tersebut membuatnya sering merasa bimbang. Sebab, katanya, jika Ia tidak membersihkan wastafel dari puntung rokok, maka air akan menggenang. Di sisi lain, dirinya pun merasa jijik untuk membersihkan puntung rokok tersebut. “Saya minta kesadarannya saja untuk oknum-oknum ini,” tutur Arkan saat dihubungi via WhatsApp, Minggu (4/12).
Jaelani merupakan salah satu petugas kebersihan yang ada di FISIP. Ia rutin melakukan monitoring di jam sepuluh pagi dan dua siang. Saat melakukan monitoring, Ia mendapati mahasiswa yang tengah merokok di toilet. Jaelani pun sontak menegur mahasiswa tersebut. Selain itu, terkait genangan air wastafel yang tersumbat, Ia mengaku sering mendapat laporan terkait hal itu.
Jaelani lanjut mengatakan, FISIP memiliki rambu larangan merokok yang ditempelkan di dinding toilet. Namun, lanjutnya, poster tersebut selalu lenyap entah ke mana. Jaelani menyarankan agar pihak fakultas memberi sanksi bagi orang-orang yang melanggar peraturan. “Jika rambu-rambu masih dilanggar, itu ranah pimpinan untuk menegur. Kami hanya menegur lisan tapi nggak bisa keras karena memang bukan ranahnya,” ungkapnya, Kamis (24/11).
Menurut Kepala Bagian Sarana Prasarana FISIP UIN Jakarta Faozah, kesadaran untuk menjaga kebersihan merupakan tanggung jawab bersama. Faozah menuturkan, tak melulu soal peningkatan fasilitas. Menurutnya mental mahasiswa untuk menjaga kebersihan juga perlu dilatih.
Ia lanjut menuturkan, adanya kejadian tersebut akan membuat tenaga kebersihan bekerja ekstra untuk membersihkan toilet. Selain itu, lanjutnya, biaya yang dikeluarkan jauh lebih meningkat ketika fasilitas tak terjaga dengan baik. “Saya tidak terlalu optimis perihal penekanan terhadap rambu larangan, karena hal tersebut selalu diabaikan,” pungkasnya, Selasa (29/11).
Senin (28/11) lalu, Institut mendokumentasikan suasana toilet FISIP yang penuh puntung rokok di wastafelnya. Keesokan harinya, Selasa pagi (29/11), Institut menghubungi Wakil Dekan (Wadek) Kemahasiswaan FISIP, Agus Nilmada Azmi.
Sore hari kemudian, Agus meminta Institut untuk kembali mengamati keadaan toilet. Seketika toilet lantai satu hingga enam Gedung FISIP bersih dan menyisakan satu puntung rokok saja.
Reporter: IHPA
Editor: M. Naufal Waliyyuddin