Konser Musik Melonjak, Keinginan Bergejolak

Konser Musik Melonjak, Keinginan Bergejolak

Read Time:1 Minute, 58 Second
Konser Musik Melonjak, Keinginan Bergejolak

Setelah pandemi, peminat konser musik semakin meningkat. Berbagai pengorbanan dilakukan untuk merasakan euforianya kembali.


Minat masyarakat untuk menonton konser musik semakin meningkat setelah pandemi. Dilansir dari Kompas.id, berdasarkan paparan dari Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid menyatakan ada seratus festival musik setingkat nasional atau regional daerah pada 2022. Pada 2023, diprediksi jumlah festival akan melonjak dua kali lipat.

Menanggapi maraknya masyarakat dalam mengikuti konser, Dosen Psikologi Sosial Ikhwan Lutfi menyampaikan perilaku konsumtif secara psikologi tidak baik untuk dilakukan. Namun demikian, lanjut Lutfi, perlu adanya pemahaman mengenai alasan-alasan di balik perilaku konsumtif menonton konser. 

Lutfi menilai ada beberapa faktor timbulnya perilaku tersebut, yaitu kebutuhan terhadap pengakuan dari orang lain, validasi prestasi, dan tekanan dalam kelompok. Lutfi juga mencermati perilaku konsumtif hanya berdampak positif untuk jangka pendek dan akan berdampak negatif untuk jangka panjang. “Tidak hanya kesukaan menonton konser yang terpenuhi, tetapi kebutuhan untuk pamer juga ikut terpenuhi,” jelas Lutfi, Rabu (17/5). 

Lutfi mengatakan perilaku konsumtif merupakan cerminan dari ketidakmampuan seseorang dalam mengatur kebutuhan, keinginan, dan finansial. Selain itu, Lanjut Lutfi, mengakibatkan seseorang sulit untuk menampilkan diri apa adanya. Jika hal itu tidak bisa diatasi, maka akan timbul kesulitan dalam menikmati hidup dan merasa berbeda dengan lingkungan pertemanannya.  “Walau secara positif, dia terselamatkan secara finansial,” ujarnya, Rabu (17/5).

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi, Amanah Rizkia mengaku suka terhadap konser musik atas kesukaannya terhadap grup vokal pria Korea Selatan—Enhypen—memicu keinginannya untuk menonton konser. Untuk membeli tiket konser, Rizkia membuat rekening baru sebagai tempatnya mengumpulkan uang. “Aku kirim uang bulanan ke rekening itu untuk disimpan, tapi nggak untuk disimpan aja,” ucapnya, Rabu (17/5).

Senada dengan Rizkia, Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (HI), Madarina Azharan juga mengikuti konser karena senang terhadap beberapa musik luar negeri, seperti Seventeen, Keshi, dan Treasure. Dalam tempo enam tahun, Madarina mengumpulkan dana dengan menyisihkan uang jajan dan ikut kerja lepas sebagai penghasilan tambahan. “Aku siap mengeluarkan uang demi membeli euforia yang nggak akan bisa aku temui lagi,” ungkap Madarina, Kamis (25/5).

Sejalan dengan pandangan Madarina, Mahasiswa Prodi HI, Achmad Hafizh mengaku suka menonton konser, dari ketertarikannya pada grup musik metal Slipknot. Saat Slipknot mengadakan konser di Indonesia, Hafizh rela menguras tabungannya sekitar satu juta rupiah untuk menonton konser tersebut. “Mumpung lagi ada duit dan ketemu kesempatan jumpa dengan Slipknot, yaudah, gas aja,” pungkasnya, Sabtu (27/5).

Reporter: WMA

Editor: Ken Devina

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Perangi Kekerasan Seksual, Kampus Luncurkan Ertri Previous post Perangi Kekerasan Seksual, Kampus Luncurkan Ertri
Langkah Tokoh Muslimah Reformis Next post Langkah Tokoh Muslimah Reformis