Aksi Tuntut Kesejahteraan Petani

Read Time:1 Minute, 57 Second

Hari Tani Nasional diperingati setiap tanggal 24 September 2018. Penetapan Hari Tani berawal dari dikeluarkannya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No.5 tahun 1960 dan tercantum pada UUD 1945 pasal 33 ayat (3). Peraturan tersebut kemudian disahkan dengan Keputusan Presiden No. 169 tahun 1963 oleh Presiden Ir Soekarno.

Berdasarkan dari regulasi, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan aksi di depan Halte UIN Jakarta. Sebelumnya HMJ ini juga melakukan aksi di Gedung Istana Negara, Senin (24/9). Menurut Ketua HMJ Agribisnis Hasanu Rizkillah meski Hari Tani dan UU Pertanian sudah ada sejak lama, namun kondisi petani di Indonesia sampai sekarang belum sejahtera. “Petani di Indonesia masih merasakan kesengsaraan,” ucapnya pada Jumat, (28/9).

Terdapat beberapa poin penting yang mereka gaungkan yaitu reforma agraria—di dalamnya terkandung redistribusi lahan untuk para petani, legalitas lahan untuk petani, dan penyediaan khusus lahan dari pemerintah untuk dikelola sebagai lahan pertanian. Tentang lahan tani diperkuat juga dalam Undang-undang Agraria Nomor 41 Tahun 2009 isinya tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.

Tuntutan kedua berkaitan dengan bulog, terkait dengan bulog yang selama ini impor dari luar negeri. Padahal, Indonesia sendiri memiliki tanah yang subur untuk menghasilkan beras berkualitas. Namun sampai saat ini impor beras masih dilakukan. Aksi ini juga mempertanyakan kinerja Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.

Tuntutan ketiga tentang Badan Otoritas Pangan (BOP). Mengacu dari Nawacita Joko Widodo, aksi yang dilakukan juga menuntut BOP secara khusus untuk mengurusi permasalahan kasus pangan yang ada di Indonesia. BOP harus taktis untuk menertibkan urusan data tentang pangan, jumlah cadangan pangan khalayak umum.

Hasanu berharap agar ke depannya kondisi para petani di Indonesia sejahtera dan bagi para mahasiswa khususnya agar turut andil di dalamnya. “Agar semua kalangan masyarakat turut andil di dalam dunia pertanian,” ujarnya pada Jumat (28/9)

Selain Hasanu, anggota HMJ Agribisnis, Hilman Kurniawan mengatakan pemerintah masih kurang mempedulikan masalah pertanian. Jika pertanian ingin maju, pemerintah harus konsisten terhadap program agraria yang inovatif. Melihat fakta lapangan, pemerintah lebih mengutamakan pembangunan industri. “Pembangunan industri justru lebih pesat dari pembangunan pertanian,” ucapnya pada Jumat (28/9).

Hilman juga berharap agar generasi muda tidak malu bertani. Generasi muda harus berada paling depan untuk memajukan pertanian di Indonesia, apalagi di kalangan mahasiswa pertanian. Harapan ke depannya, petani juga semakin maju dan tidak bergantung pada impor, karena akan berimbas kepada ketahanan pangan nasional. “Petani harus lebih mandiri,” tambahnya.

ITH

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Jakampus Gelar Aksi Untuk Haringga
Next post Alih Fungsi Gedung Lama FEB