Cerita Kehidupan di Atas ‘Gambar Beber’

Read Time:2 Minute, 31 Second
Beberapa pengunjung sedang melihat lukisan-lukisan bertema Jalan Gambar di pameran S. Teddy D. Komunitas Salihara, Kamis (27/6)

Jakarta, INSTITUT- Sebanyak 24 kepala manusia yang berjejer terlukis di atas kertas putih canson montval yang berukuran 75 x 1000 cm. Nampak ke 24 katak melompat dari satu kepala ke kepala lainnya, hingga katak terakhir berhasil berada tepat di atas kepala manusia terakhir. Lukisan yang berjudul “Jalan Pelan” terpajang di dinding ruangan Galeri Komunitas Salihara, Kamis (27/6).

Di atas kertas rice paper, S. Teddy Darmawan menggambarkan “Rambu-rambu”, lukisan kepala manusia yang besar yang menampung kepala-kepala manusia yang kecil. Lukisan pada kertas berukuran 115 x 1500 cm itu diakhiri dengan sebuah rute berbelit-belit, di tiap rute terdapat kepala-kepala manusia.

Dalam lukisannya, ia menceritakan kehidupan sehari-hari. Di dinding lainnya masih menggunakan tinta cina, terlihat sosok manusia dalam botol, kepala manusia tanpa tubuh, sosok manusia yang menungging, dan sosok wajah yang di dalamnya terdapat manusia, serta manusia yang keluar dari pikiran seseorang.

Lukisan di atas yang berjudul “Jalan Berarak” menceritakan tentang kehidupan manusia. Perjalanan setiap orang mulai dia lahir di bumi hingga akhir hayatnya, seperti tergambar oleh kedua kepala tanpa tubuh yang menyatu, satu kepala ke arah atas dan satunya lagi ke bawah. Gambar tersebut menjelaskan ada proses yang berkaitan dalam hidup manusia.

Ke-13 meja yang membingkai hasil karya Teddy dipasang di ruang galeri komunitas salihara. Di mana meja-meja tersebut kedua ujungnya terdapat gagang untuk menggulung dan menarik karya. Sehingga ketika para pengunjung memutar gagang ujung meja, mereka dapat melihat adegan-adegan yang bergerak dalam cerita lukisan Teddy.

Teddy menjuluki pameran lukisannya tersebut sebagai gambar beber. Karena lukisan-lukisan Teddy hampir semua digambar di atas selembar kertas yang panjang seperti wayang beber. Dari ke-13 meja, terdapat satu buah meja yang besar, terlihat sosok laki-laki berambut keriting serta perempuan berambut lurus, pendek, dan tidak bertubuh. Lukisan tanpa judul itu rupanya hasil karya Teddy saat membuka pameran.

Pameran yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 30 juni ini, tak hanya menyajikan gambaran jalanan yang terpampang di dinding. Hasil lukisan Teddy lainnya yaitu, lukisan yang berjudul Gotong Royong, Tempat Bergerak, Tiger, Apollo and the Bridge, Happy the Hard Way, Tools, Selamat Gambar, Ya Baik-baik Ya, Sendiri Tak Sendiri, Relax Action, dan Artefak. 

Pada pamerannya yang bertema “Jalan Gambar”, Teddy mencoba mengusung konsep yang berbeda dari karya-karya sebelumnya. Di mana kali ini pameran Teddy lebih mengonsepkan untuk kembali ke jejak-jejak kesenian yang ia lalui. Collecting Memories adalah upaya Teddy lainnya dalam menimbang kembali proses keseniannya sendiri.

Sembari menggulung-gulung ujung gagang meja, salah satu pengunjung, Wisnu Wijaya  mengaku antusias untuk menikmati hasil lukisan Teddy. “Jujur awalnya tidak paham dengan makna lukisan ini meskipun sudah ada judulnya. Tapi, lama kelamaan ngerti juga,” jelasnya.

Tak hanya Wisnu, Regi Alamsyah tertarik terhadap karya-karya Teddy, menurutnya, konsep yang digunakan  pun sangat berbeda. “Unik banget, nggak cuma bisa lihat gambar tapi bisa main juga dengan karya yang digulung-gulung itu,” paparnya sumringah, Kamis (27/6). (Nurlaela)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Hidup ‘Mbeling Ala’ Markesot
Next post Perempuan dalam Gerak