Hadapi Globalisasi, Masyarakat Dituntut Berbahasa Asing

Read Time:1 Minute, 50 Second


Gempuran budaya asing kian melanda negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal itu pun menuntut masyarakat untuk memiliki kemampuan berbahasa asing guna turut andil dalam era globalisasi. Globalisasi menandakan hilangnya sekat-sekat kebudayaan antar negara. Karenanya, keberadaan bahasa asing memiliki peranan penting dalam percaturan dunia.
Menurut peneliti senior Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), S.Dloyana Kusumah menyampaikan, jika ingin berkiprah dalam hiruk pikuk globalisasi tidak lain harus menguasai bahasa asing (khususnya bahasa Inggris).
Kata Yana, jika masyarakat memiliki kemampuan berbahasa asing tentu saja banyak manfaat yang bisa mereka ambil. Salah satunya, untuk menguasai asing agar bisa bersaing di dunia internasional.
Yana menambahkan, bila ingin mencapai kemajuan dan aktif dalam era globalisasi, pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan analisis kekuatan dan kelemahan. Kemudian mengambil keputusan yang konkret.
Sementara itu, delegasi Polyglot Indonesia, Aryanie Amellina mengatakan belajar bahasa intinya hanya satu, yaitu niat dan semangat. Mengingat di dunia terdapat sekitar 7.105 bahasa. Karenanya, masayarakat jangan terpaku pada bahasa eropa, karena bahasa di berbagai negara menawarkan kesempatan luar biasa. “Hegemoni bahasa inggris mengakibatkan jarak antara masyarakat kota dan desa,” jelasnnya, Rabu (18/11).
Dalam sambutannya, Wakil Rektor (warek) Bidang Kemahasiswaan Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan UIN akan masuk Network Class University in Asia. “Kalau mahasiswa ingin menjadi bagian dari masyarakat global, maka mahasiswa harus bisa menggunakan bahasa global,” ujarnya, Senin (18/11).
Noto juga mengapresiasi seminar yang bertemakan Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Menghadapi Era Globalisasi ini, karena menurutnya, seminar tersebut merupakan salah satu kegiatan afirmatif guna mengembangkan kemampuan mahasiswa di bidang bahasa.
Ia berpesan,  sivitas akademika diharapkan tidak menutup diri untuk mempelajari bahasa. “Respect other culture, respect other nations, respect other people,” katanya menggunakan bahasa Inggris.
Dalam seminar tersebut hadir juga Putri Olahraga 2012, Wulan Apriliani. Dia mengungkapkan, saat bertemu oran asing, kita tidak boleh egois dalam menggunakan bahasa. Kita juga harus menyesuaikan dengan kemampuan bahasa orang lain. “Kenali dirimu, orang lain, dan pasarmu,” pesan dia.
Tak hanya itu, ketua unit kegiatan mahasiswa (UKM) Foreign Language Associaton (FLAT), Heri Heriyanto menjelaskan, seminar ini merupakan salah satu rangkaian acara FLAT guna mengungkap bagaimana pengaruh bahasa asing terhadap pengembangan SDM di era globalisasi. (Muawwan Daelami)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perisai Diri Bukan Ajang untuk Membunuh
Next post Kekuatan Visi Pemuda, Tentukan Masa Depan Bangsa