Komunitas Sekolah Agama: Tepis Sentimen Keberagaman

Read Time:1 Minute, 46 Second

Sumber Foto: www.komunitassekolahaagama.wordpress.com

Berawal dari kumpul-kumpul beberapa anak muda yang aktif dalam kegiatan diskusi seputar konflik keberagaman di Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), maka terbentuklah Komunitas Sekolah Agama. Komunitas ini mulai dirintis sekitar akhir tahun 2010. Namun,  secara resmi Komunitas Sekolah Agama didirikan pada pertengahan 2012.

Sekretaris Umum Komunitas Sekolah Agama, Gayatri Wedotami menuturkan, terbentuknya komunitas ini sebagai wujud atas kesamaan visi dan misi beberapa anak muda  ICRP dalam melihat konflik keberagaman di Indonesia.“Terbentuknya komunitas kita (Komunitas Sekolah Agama) itu rame-rame. Jadi, bukan atas gagasan secara individu,” tuturnya, Selasa (17/12).

Lanjut Gayatri, didirikannya Komunitas Sekolah Agama ini berupaya menumbuhkan rasa peduli para generasi muda agar ingat akan identitas bangsa Indonesia. “Kita ingin teman-teman generasi muda tetap ingat, bahwa kita punya banyak warisan dari nenek moyanng kita sebagai bangsa yang plural,” ucapnya.

Komunitas yang disebut Gayatri sebagai anak ICRP ini, tak melihat konflik keberagaman di Indonesia secara mutlak didasari atas masalah teologis. Melainkan ada faktor lain yang menyebabkan munculnya konflik tersebut, seperti ekonomi, sosial, maupun politik.

Di usianya yang belum genap dua tahun ini, Gayatri menjelaskan kegiatan Komunitas Sekolah Agama masih berupa diskusi yang diadakan di Kantor ICRP, Jakarta Pusat. Serta kunjungan ke tempat-tempat peribadatan. Seperti pada beberapa bulan lalu, mereka mengadakan perayaan hari besar masyarakat Sunda Wiwitan di gereja. Padahal, telah banyak masyarakat Sunda Wiwitan yang telah memeluk Agama Islam.

Selain itu, dalam merayakan hari besar keagamaan, Gayatri menjelaskan, Komunitas Sekolah Agama turut serta dalam perayaan tersebut. Namun, mereka lebih mengkhususkannya pada perayaan hari besar agama yang dianggap minoritas di Indonesia. Hal itu agar masyarakat kaum minoritas, menurutnya, tidak lagi dipandang sebelah mata di kalangan masyarakat luas.

Untuk program jangka panjang, Komunitas Sekolah Agama akan membuat film dokumenter yang membahas seputar permasalahan keberagaman di Indonesia. Selain itu, mereka  juga hendak menerbitkan buku yang juga membahas masalah  yang sama.

Gayatri berharap, kedepan, Komunitas yang dipegangnya ini lebih dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Selain itu, Ia juga berharap banyak anak muda yang berminat untuk bergabung dalam komunitasnya ini. Agar dapat melanjutkan tongkat estafet perjuangannya dalam menebar pesan-pesan perdamaian di Indonesia.

(Thohirin)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Membelah Jagat Media Melalui “BLUR”
Next post “Pulp Fiction” Tawarkan Sensasi Dunia Fantasi