UIN Jakarta Peringkat Dua Debat Nasional

Read Time:2 Minute, 6 Second
Tim UIN Jakarta menjadi juara kedua dalam lomba debat antar kampus di Istora Senayan, Kamis (6/2).

Tim debat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta raih peringkat dua pada lomba debat antar kampus di Istora Senayan, Jakarta Selatan pada 6 Maret lalu. Dalam perlombaaan debat yang didukung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) tersebut, tim debat UIN hanya kalah empat poin dari tim debat Universitas Indonesia (UI) yang menjadi juara pertama.
Perlombaan debat yang diikuti oleh 30 kampus se-Indonesia ini merupakan rangkaian acara Islamic Book Fair (IBF) 2014 yang mengusung tema Saatnya Umat Berkarakter Qur’ani. Pertandingan tahun ini menjadi lomba debat kedua dalam acara IBF yang ke-13.
Tim debat UIN Jakarta diwakili oleh tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yaitu Pandu Wibowo, Ridwan Akbar dan Sayugo Harun Harhara. Tak mudah bagi tim debat UIN Jakarta untuk masuk final, selain harus membuat esai di babak penyisihan, mereka juga harus melawan Universitas Ibn Khaldun (UIKA) di perempat final, dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di semi final.
Di babak final, juri memberikan nilai 954 untuk UI dan 950 untuk UIN. “Selisih empat angka dalam penilaian menunjukkan bahwa ini adalah pertandingan yang sengit, dan yang terpenting, kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” ujar Ridwan. Walaupun bukan juara pertama, ia dan teman-teman merasa mendapat dukungan lebih dari penonton. 
Salah satu juri dari Universitas Padjajaran Erlina, mengatakan, para juri memiliki beberapa kategori dalam penilaian lomba. Menurutnya, debat dinilai dari tiga aspek, yaitu materi, sikap dan metode, termasuk keyakinan dan penyampaian argumen. Selain Erlina, penilaian dilakukan oleh Lia Maulia sebagai koordinator juri debat, Fahmi Lukman dari atase kebudayaan Korea, dan Nur Wahidin dari UI.
Lomba debat antar kampus yang diselenggarakan IBF ini bertujuan memberi nilai lebih pada kampus dalam acara tahunan IBF. “Di IBF mahasiswa tidak hanya hadir di pameran buku, tetapi juga diharapkan berpartisipasi dalam kompetisi,” kata Koordinator Bidang Acara Pra Event dan Lomba IBF 2014, Abdul Ajid.
Selain itu, kata Ajid,  panita akan terus berinovasi dalam menyelenggarakan kompetisi yang akan datang seperti lomba karya ilmiah. “Tahun depan akan dibuat lebih beragam dan lebih meluas agar universitas luar Jawa turut ikut serta,” jelasnya.
Salah satu anggota tim debat UI Rio Trimono, menilai tema Islam Tidak Mengenal Golput sangat bagus karena sesuai dengan kondisi menjelang pemilu 2014. Perlombaan seperti ini, menurutnya, membuka wawasan mahasiswa terhadap dunia politik. Selain itu, kata Rio, pertandingan seperti ini membuatnya bertemu dengan mahasiswa kampus lain, ia pun bisa melihat kemampuan masing-masing kampus berkompetisi dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Maulia

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Youth Power : Your Vote, Your Future
Next post Cari Solusi Perdamaian Dunia di Java MUN