Read Time:1 Minute, 42 Second
Kini, kedudukan wanita dan laki-laki sudah dianggap sejajar. Terbukti, banyak wanita memegang perananpenting dalam instansi maupun organisasi. Selain itu, wanita tak melulu dipimpin, melainkan dapat juga menjadi pemimpin di kelompoknya.
Hal itu diungkapkan Staf Walikota Tangerang Selatan, salah seorang staf ahli walikota, Ida Lidia, dalam TalkshowLatihan Kepemimpinan Putri (LAPINTRI) Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta bertajuk “Wanita Bersuara” di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Jumat (29/5).
Ida mengatakan, wanita juga harus ingat peran dan posisinya di rumah. Maksudnya, wanita harus menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Pun istri yang berbakti bagi suaminya.
Di sisi lain, menurut Salah seorang figur entertaiment, Puput melati, peran wanita tidak lepas dari suami. Dengan kata lain, wanita juga membutuhkan figur laki-laki untuk memberikan dorongan dan motivasi.
Berkaca dari pengalaman, Puput merasakan sekali betapa pentingnya dukungan orang-orang terdekat, terutama dari suami. Terutama ketika menghadapi pelbagai persoalan belakangan ini. Semisal, saat suaminya tersandung kasus penipuan. Selain itu, Puput juga meneladani beberapa wanita yang hidup di zaman nabi, seperti Fatimah, yang ikut turun berperang dalam Perang Uhud. Pun Siti Khadijah yang turut berjuang bersama Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam.
Senada dengan Puput, Pengusaha Es Pisang Ijo, Rizka Rahmatiana mengatakan, wanita bisa melakukan apapun sesuai kehendaknya dengan syarat dirinya harus bekerja keras. Dukungan dari suami juga sangat diperlukan. “Tidak ada yang mustahil bagi wanita,” ucap Rizka, Jumat (29/5).
Rizka pun tidak selamanya selalu menghadapi kemudahan untuk mendapatkan apa yang dia rasakan seperti sekarang ini. Setelah 10 kali Rizka mencoba, barulah ia berhasil. Sebelumnya ia juga terkena penipuan hingga ratusan juta rupiah.
Tapi dari pengalaman ini, tidak membuat Rizka berhenti untuk berusaha. Dia beranggapan, semua yang telah terjadi merupakan suatu proses untuk mencapai keberhasilan.
Tujuan diselenggarakan acara ini untuk menunjukkan kepada mahasiswa bahwa wanita juga bisa melakukan apa yang kebanyakan laki-laki lakukan. Tidak hanya itu, acara ini juga untuk menghapus paradigma Menwa yang lekat dengan pelatihan fisik dan semi militer yang diperuntukkan hanya untuk laki-laki saja.
“Wanita juga bisa ikut berkontribusi di sini,” ujar Vani Eshariyanti selaku Komandan Satuan Tugas Menwa UIN Jakarta.
AN
Average Rating