Menilik Sekilas Perkembangan Kereta Api Indonesia

Read Time:2 Minute, 0 Second

Foto sejarah perkembangan kereta rel listrik berada di tengah ruang pameran. Nampak empat foto tersusun rapi dalam satu bingkai berwarna putih. Foto berlatarbelakang stasiun tersebut memperlihatkan model armada dan ketertiban para penumpang di era yang berbeda. 

Foto tersebut menggambarkan perubahan kereta listrik di Indonesia dari masa ke masa. Mulai dari tahun 30-an yang dapat dilihat masih sepi penumpang, hingga tahun 1970 sampai 2011 dengan penumpang yang sulit untuk ditertibkan, dan memasuki tahun 2014 kondisi yang mulai tampak ke arah lebih baik. 

Kondisi penumpang yang meluber hingga memenuhi atap kereta menjadi gambaran periode tahun 1970 hingga 2011. Seiring zaman yang berlalu, di tahun 2014 kereta api listrik mengalami perubahan. Terlihat dari kebersihan dan ketertiban lebih diperhatikan oleh para petugas perkeretaapian Indonesia. 

Di sisi tengah ruangan, terdapat pula foto-foto yang merekam kondisi stasiun sebelum dan sesudah pemugaran. Pengunjung dapat melihat dua kondisi yang berbeda dari tempat yang sama, terlebih masalah ketertiban dan kerapihan stasiun. Beberapa stasiun yang mengalami pemugaran adalah Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Bogor, dan Stasiun Pasar Senen.

Selain itu, bangunan yang berkaitan erat dengan perkeretaapian Indonesia nyatanya sudah tenar sejak dulu yakni, Lawang Sewu. Dalam salah satu foto nampak gedung tersebut tak banyak mengalami perubahan. Lawang Sewu yang terletak di kota Semarang merupakan gedung peninggalan Belanda.

Gedung yang mulai dibangun pada 27 Februari 1904  ini, telah menjadi kantor pusat perkeretaapian Hindia-Belanda. Kemudian, di tahun 1907 berubah fungsi menjadi salah satu tempat pameran kekayaan budaya. 

Galeri tetap yang diselenggarakan atas kerjasama PT KAI Unit Pusat Pelestarian, Perawatan dan Arsitektur bersama Unit Pengusahaan Aset Daop 1 Jakarta bertempat di Stasiun Juanda, Jakarta. Tujuan diadakannya pameran tersebut yakni, mensosialiasikan kepada publik dan pelaku usaha, bahwa area stasiun dapat disewakan untuk tempat usaha.

Pameran yang dibuka sejak Februari 2015 lalu, ternyata banyak menarik pengunjung. Sebagian dari pengunjung mengaku baru pertama kali melihat pameran tersebut. Namun, tidak sedikit juga pengunjung yang sudah sering mampir ke geleri yang sangat strategis itu.

Salah satu pengunjung galeri yang juga bekerja di area Stasiun Juanda Via Maharani, mengatakan dengan adanya galeri tersebut dapat memperindah stasiun. “Dulukan agak jelek ya, sekarang dengan adanya galeri ini jadi agak bagus stasiun ini,” katanya, Rabu (29/7).

Pengguna kereta api, Dian Arimbi, mengaku baru pertama kali melihat galeri itu karena jarang ke Stasiun Juanda. “Baru pertama kali saya ke sini, karena memang jarang naik dan turun kereta di stasiun ini,” ungkapnya, Rabu (29/7). 
ER

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Dana Aspirasi Buka Peluang Korupsi
Next post Indang Lestarikan Adat Minangkabau