Minuman Kekinian Pelepas Dahaga

Minuman Kekinian Pelepas Dahaga

Read Time:2 Minute, 48 Second
Minuman Kekinian Pelepas Dahaga

Bisnis minuman kekinian tengah populer di kalangan masyarakat. Dengan menyuguhkan
beragam rasa serta harga yang terjangkau sukses menjadi pilihan untuk melepas dahaga.

Akhir-akhir ini, menjamur toko-toko minuman kekinian yang menyuguhkan beraneka ragam
varian rasa dan racikan. Dengan tampilan toko yang menarik serta merek yang unik,
menjadikan toko minuman kekinian makin banyak dilirik pembeli. Beragam olahan rasa
disuguhkan untuk menarik para pembeli, mulai dari susu, kopi, teh, keju, hingga yakult memiliki
peminatnya masing-masing. Untuk menikmatinya tentu tidak sulit, toko minuman kekinian
tersebar di wilayah perkotaan tanpa terkecuali di sekitaran kampus.

Misalnya saja toko minuman bernama “Minumin” yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda No. 85,
Ciputat. Pemilik toko, Osmund Destyan Rahadian Tiko menyebutkan alasannya membuka
Minumin karena mendapat tawaran dari Minumin pusat. Lokasi toko yang berdekatan dengan
kampus tak lain karena harga sewa toko yang sesuai anggaran. Tak hanya itu, jarak yang tidak
terlalu jauh dari tempat tinggalnya pun menjadi alasan lain pemilihan lokasi.

Dengan menyuguhkan es kopi susu, cheese series, yakult series hingga macchiato series,
Osmund mengungkapkan omset yang bisa diterimanya per harinya bisa mencapai sekitar Rp2
juta. Menurutnya, yang membedakan Minumin dibandingkan produk di toko lain adalah soal
rasa yang lebih menarik dan variatif. “Kita tidak asal jual, tapi memikirkaan kepuasan
pelanggan,” ujar Osmund, pemilik Minumin Cabang Ciputat.

Serupa tapi tidak sama, HAUS menawarkan lebih dari 15 minuman yang termasuk di antaranya
berbahan dasar teh, Yakult, Ovaltine hingga alpukat. Dengan harga mulai dari Rp 5.000-Rp
15.000, pembeli sudah dapat merasakan kesegaran sejak tegukan pertama. Tergolong jenis
waralaba, gerai HAUS sudah tersebar di banyak daerah-daerah besar seperti Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Depok hingga Bandung.

Dibuka sejak satu tahun lalu, HAUS Ciputat kerap memikat pembeli dengan menawarkan promo
menarik seperti beli satu gratis satu ataupun cashback. Dwinanda, karyawan HAUS mengatakan
penjualan per harinya bisa mencapai 2000 gelas dengan produk terlaris yaitu choco series.
Perihal hasil penjualan, omset yang didapat HAUS terbilang tinggi. “Omset mencapai Rp10-15
juta per harinya,” ungkapnya pada Senin, (23/9).

Tidak tertinggal, adapula GLEK yang terletak di kawasan Pesanggarahan UIN Jakarta. Namun
sedikit berbeda dari Minumin dan HAUS, GLEK menawarkan minuman dengan topping es krim
dan biskuit. Untuk omset penjualan, rata-rata GLEK berhasil mendapat Rp 1,5 juta per hari.
Menyoal banyaknya toko minuman kekinian disekitar UIN Jakarta, ketua karyawan GLEK Ciputat
Septiani Husna menyambutnya dengan baik. “Menurut saya cukup kreatif ya, tapi persaingan
cukup ketat juga,” tutur Septi saat ditemui di tokonya pada Senin, (23/9).

Sehubungan dengan tren minuman kekinian yang tersebar di sekitar Kampus UIN Jakarta,
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Savira Salsanabila mengatakan cukup sering
membeli minuman kekinian. Menurutnya, antara toko yang satu dengan toko lainnya memiliki
ciri khas masing-masing. Varian rasa yang ditawarkan tiap toko pun berbeda-beda, “kalo saya
sendiri suka yang cookies and cream, untuk masalah harga tidak masalah. Ada harga ada rasa,”
ujar Savira Jumat, (13/9).

Sama seperti Savira, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Devi Rahmadhani mengakui
cukup sering membeli minuman-minuman kekinian baik yang ada disekitar UIN Jakarata
maupun tidak. Alasan ia kerap membeli ialah karena penasaran dengan rasa yang ditawarkan.
Apalagi toko minuman kekinian seringkali mengadakan diskon atau cashback. “Terkadang suka
promo beli satu gratis satu juga,” ujar Devi pada Jumat (20/9).

Berbeda dengan Savira dan Devi, Mahasiswa Fakultas Hukum Jurusan Hukum Keluarga Ummu
Asrah mengaku malah belum pernah membeli minuman kekinian tersebut. Mahasiswi
semester satu itu terbiasa membeli air mineral, karena menurutnya air mineral lebih baik.
“Saya tidak pernah mencoba, paling temen-temen aja,” pungkasnya saat diwawancara di lobi
Fakultas Hukum dan Syariah.

Rizki Dwi Ayu

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Seni Rupa Wayang dari Jawa Previous post Seni Rupa Wayang dari Jawa
Pabrik Bersejarah Warisan Kolonial Next post Pabrik Bersejarah Warisan Kolonial