Setiap perseteruan Palestina dan Israel mencuat selalu ada respon yang masif dari dunia internasional, baik mengutuk perbuatan Israel dan berjuang untuk Palestina ataupun yang mati-matian membenarkan perbuatan Israel. Perseteruan antara Palestina dengan Israel merupakan fenomena sejarah, peristiwa ini sudah terjadi berulang dengan tempo yang tidak tentu. Akibat dari perseteruan ini banyak korban jiwa yang berjatuhan terlebih di kubu Palestina.
Tindakan dan perbuatan keji Israel terhadap Palestina membangkitkan sentiment global masyarakat dunia untuk Israel. Reaksi publik begitu keras terhadap Israel, sudah banyak masyarakat di berbagai macam negara yang melakukan demo mengecam perbuatan terkutuk Israel terhadap rakyat Palestina. Israel juga telah banyak melakukan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), bahkan baru-baru ini diyakini Israel telah melakukan Apertheid kepada warga Palestina. Hal ini semakin membuat publik marah atas apa yang telah dilakukan oleh Israel.
Di Indonesia sendiri sebagai negara paling banyak populasi penduduk Muslimnya begitu mengecam perbuatan Israel. Indonesia secara konsisten tidak pernah membuka hubungan diplomatik dengan Israel dan selalu membela Palestina disetiap kesempatan pada pertemuan forum internasional. Tidak hanya pada level pemerintahan, masyarakat Indonesia secara massif terus menyerukan dukungannya terhadap Palestina.
Lalu bagaimana sebenarnya sejarah Perseteruan antara Palestina dengan Israel, mengapa Palestina begitu bermakna bagi umat Islam, dan peran apa saja yang bisa dilakukan untuk mendukung Palestina? Untuk menjawab pertanyaan tersebut Institut melakukan wawancara khusus dengan Sudarnoto Abdul Hakim, Dosen Sejarah dan Peradaban Islam sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Luar Negeri dan Kerja sama Internasional.
1. Mengapa Palestina begitu bermakna dan penting bagi umat Muslim?
Palestina memiliki sejarah yang sangat panjang, sejak era Nabi-nabi hingga sekarang. Palestina bukan hanya entitas masyarakat tetapi juga sebagai bangsa. Beberapa Nabi yang diyakini umat Islam pernah hidup di Palestina, hal ini yang membuat Palestina menjadi tempat yang sangat penting.
Masjid al-Aqsha merupakan masjid tersuci setelah masjid di Mekah dan Madinah, sebagai seorang Muslim diwajibkan untuk menjaga masjid tersebut. Palestina juga menjadi tempat Isra Mir’aj atauspiritual journey Nabi Muhammad Saw, saat itu lah ditetapkan sholat lima waktu bagi orang Islam. Jadi tidak heran Palestina merupakan tempat bersejarah bagi umat Islam karena itu harus dijaga dan diperjuangkan terhadap siapapun yang melakukan aneksasi atau penjajahan.
2. Orang Yahudi menduduki Palestina dengan alasan tanah Palestina memiliki nilai sejarah yang mana dalam keyakinan mereka Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan atau Promise Land. Bolehkah suatu bangsa melakukan okupasi dengan alasan sejarah?
Tidak boleh, apalagi sejarahnya diputar balikkan. Di dalam al-Qur’an memang ada keterangan Allah memerintahkan orang Yahudi untuk pergi ke Palestina, tetapi mereka menolak perintah Allah tersebut, sehingga menyebabkan Allah murka terhadap mereka. Akhirnya orang Yahudi berdiaspora ke tempat-tempat lain.
Promise Land itu memang sengaja dijadikan alasan orang Yahudi untuk melakukan okupasi terhadap bangsa Palestina, mereka lupa bahwa dulu mereka menolak perintah Allah untuk memasuki tanah tersebut. Sekarang apakah pernah pemerintah Israel yang membangun pemukiman illegal di tanah Palestina mengatakan ” Dulu saya tidak mau masuk ke Palestina”. Jadi kalau dilihat dari sejarah, Israel sudah memutarbalikan fakta dan menggunakan dalil-dalil agama dengan cara yang tidak terhormat.
3. Banyak yang mengatakan masalah Palestina bukan urusan Indonesia ditambah lagi dalam permasalahan ini Indonesia tidak memiliki pengaruh yang cukup besar untuk membantu Palestina jadi tindakan yang bisa dilakukan Indonesia hanyalah mengecam Israel. Dari hal itu banyak yang berspekulasi jika yang bisa dilakukan hanyalah mengecam mengapa Indonesia tidak fokus terhadap persoalan dalam negeri sendiri saja. Sebagai ketua MUI Hubungan Internasional bagaimana tanggapan anda?
Indonesia tidak hanya mengecam melainkan turut andil memberikan peran. Sudah berhalaman-halaman resolusi yang dihasilkan. Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) melakukan pertemuan-pertemuan untuk mendorong perdamaian Palestina-Israel. Perlu diketahui dalam dunia internasional ada tawar-menawar antar negara, jadi ada banyak misi diplomasi politik yang berbeda. Selain diplomasi politik langkah lain yang bisa dilakukan adalah diplomasi kemanusiaan dan sekarang diplomasi kemanusiaan menjadi landasan dari Kemenlu.
Sebagai warga negara Indonesia yang sejati harus menghormati dan mentaati amanah pembukaan UUD yang menentang penjajahan dan menjunjung kemerdekaan. Sebagai sebuah bangsa kita tidak boleh egois, harus peduli terhadap persoalan Palestina karena tidak ada negara yang terisolasi dengan pergaulan dunia. Yang terpenting adalah global solidarity harus dibangun dalam rangka menciptakan kedamaian dunia.
4. Apakah perseteruan Palestina-Israel merupakan perang agama dan menurut anda siapa yang paling berhak berkuasa atas tanah Palestina?
Ini bukan perang apalagi bila disebut perang agama. Ini adalah perlawanan yang motifnya bukan agama melainkan kemanusiaan, tapi di sana memang betul ada agama. Jadi jika perjuangan warga Palestina berlandaskan membela agama maka itu sah-sah saja karena yang dilakukan Israel adalah bukan hanya merusak dan menghancurkan pemukiman melainkan tempat ibadah dan bangunan bersejarah bagi umat Islam lainnya.
Mengenai tanah, 100 persen tanah tersebut adalah milik Palestina. Namun ketika negara Israel berdiri pada tahun 1948, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membagi wilayah tersebut menjadi dua, untuk Palestina dan untuk pemukiman Yahudi. Semakin ke sini Yahudi terus melakukan aneksasi terhadap tanah-tanah Palestina dan membangun pemukiman illegal. Jadi kalau ditanya siapa yang sah, yang sah adalah yang diperjuangkan Palestina dan yang tidak sah adalah semua yang dilakukan Israel.
5. Peran apa saja yang sudah dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai permasalahan Palestina?
MUI sudah melakukan sejumlah resolusi dan keputusan-keputusan penting terkait upaya terhadap pembelaan terhadap Palestina. MUI juga melakukan koordinasi rutin dengan relawan yang ada di Palestina untuk memantau perkembangan dan mengetahui langkah apa saja yang bisa MUI lakukan dalam membantu Palestina.
MUI juga sedang mempersiapkan pertemuan ulama-ulama dari anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang harapannya adalah melakukan pendekatan-pendekatan agama untuk memudahkan penyelesaian persoalan Palestina. Selain itu MUI juga secara intensif melakukan diplomasi kemanusiaaan dengan bekerjasama oleh filantropi dan ormas-ormas Islam.
6. Jika Palestina berhasil merebut semua kembali tanahnya apakah bangsa Palestina akan tetap membiarkan orang Yahudi bermukim di sana? atau Yahudi akan kembali terusir dan berdiaspora?
Untuk menjawab pertanyaan ini solusi yang paling moderat adalah dengan menerapkan Two State Soulution. Dalam hal ini Amerika juga menyetujui Two State Solution, tetapi harus diingat dan dicatat Amerika tidak boleh bermain licik dalam menerapkan Two State Solution. Pembagian wilayah harus dibagi secara adil,jangan sampai Israel tetap mendapatkan lebih banyak jatah tanah dari pembagian tersebut
7. Peran apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk berkontribusi terhadap persoalan Palestina?
Semua elemen masyarakat bisa memainkan perannya masing-masing. Yang berdiplomasi maka diplomasilah, yang generasi muda maka buatkan gerakan-gerakan atau aksi pembelaan terhadap Palestina, yang mampu memberikan sumbangan dana maka berdonasilah. Jadi yang terpenting adalah melakukan gerakan kemanusiaan dan gerakan moral.
Firda Amalia
Average Rating