Tingkatkan Elektabilitas Melalui Citra

Tingkatkan Elektabilitas Melalui Citra

Read Time:2 Minute, 38 Second
Tingkatkan Elektabilitas Melalui Citra

Citra merupakan hal penting dalam kontestasi politik. Pemilih harus menanggapi citra dari masing-masing capres dengan cerdas. 


Pemilihan Umum (Pemilu) presiden dan wakil presiden sudah semakin dekat, masa kampanye kini sedang berlangsung. Para calon presiden mulai memunculkan citra diri masing-masing, seperti gemoy, rambut putih, dan slepet sarung.

Pakar Komunikasi Politik Gun Gun Heryanto mengungkapkan, citra merupakan hal yang penting karena menyangkut cara pandang publik sebagai pemilih. Ia menambahkan, masa kampanye pada dasarnya juga digunakan sebagai ajang pencitraan. “Dalam politik, citra dapat dibangun dari media massa, media sosial, dan perbincangan masyarakat,” ungkapnya, Senin (4/12).

Menurut Gun Gun, masing-masing capres tentu memiliki teknik berkomunikasi yang ditujukan kepada target audiens, mulai dari gimik sampai dengan politik gagasan. Menurutnya gimik salah satu hal yang mudah dilakukan karena berkaitan dengan tingkat kesukaan seseorang. “Seperti gemoy, slepet sarung, dan rambut putih. Hal seperti ini yang memiliki elektabilitas tinggi di media sosial,” kata Gun Gun.

Lanjut, Gun Gun mengimbau publik agar lebih selektif dalam memilih calon pemimpin sehingga tidak termanipulasi oleh citra yang ditimbulkan masing-masing capres. Ia juga berpesan untuk memilih pemimpin berdasarkan lima poin kriteria dasar. “Pilihlah pemimpin yang memiliki integritas, visi dan misi, kritis, kemampuan komunikasi, dan tidak memiliki cacat hukum serta Hak Asasi Manusia (HAM),” tegasnya.  

Manager Program Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menuturkan, kualitas personal yang dipersepsi publik berpengaruh pada elektabilitas capres. Misalnya, hubungan kedekatan dengan masyarakat, integritas, ketegasan, dan rekam jejak yang baik. “Publik menganggap dua poin ini penting dan berpotensi menghasilkan suara lebih banyak,” tutur Saidiman, Selasa (5/12).

Saidiman menegaskan, sejauh ini citra yang ditimbulkan oleh capres tidak mempengaruhi survei secara signifikan. “Seperti gemoy, rambut putih, dan slepet sarung,” tegasnya. 

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Naufal Dzaky mengungkapkan, setiap calon pasti memiliki identitas yang menjadi personal branding—pemasaran diri—mereka, tujuannya supaya menumbuhkan cara pandang masyarakat yang akan memilih. “Sehingga citra jelas menjadi hal penting dan berdampak kepada psikologi masyarakat,” ujarnya, Minggu (10/12).

Menurut Naufal, pemilih dari kalangan anak muda dalam kontestasi politik 2024 memiliki jumlah yang cukup banyak sekitar 60 persen. Masing-masing capres memiliki strategi politik untuk mendekatkan kepada pemilih terbanyak saat ini. “Masing-masing kandidat memiliki strategi yang berbeda-beda dan ditujukan kepada kelompok tertentu,” kata Naufal.

Naufal mengharapkan anak muda dan golongan lainnya agar memilih pemimpin yang memiliki gagasan. Tak hanya itu, uji gagasan di lingkungan akademisi juga diperlukan. “Untuk menyongsong Indonesia maju, uji gagasan dan rekam jejak perlu kita lihat,” jelasnya

Selaras dengan Naufal, Mahasiswa Prodi PMI, Abidzar Muhammad Sa’dillah menyatakan, citra menjadi faktor yang penting sebagai personal branding—pemasaran diri dan menjadi referensi untuk para pemilih. “Tentu anak muda dan masyarakat harus berhati-hati dalam memilih calon presiden,” ujar Abidzar, Minggu (3/12).

Lanjut, Abidzar mengaku, sebagai gen–Z harus mempertimbangkan pilihannya dalam memilih pemimpin. Tak hanya itu, debat capres cawapres, diskusi serta adu gagasan juga bisa menjadi referensi dalam menentukan pilihan. 

Abidzar mengharapkan, citra yang ditimbulkan oleh calon presiden adalah hal yang positif dan bisa diimbangi dengan gagasan-gagasan kandidat. “Semoga citra ini tidak hanya semerta-merta memenangkan hati rakyat, dan tetap konsisten saat sudah terpilih,” pungkasnya.

Reporter: MSA

Editor: Shaumi Diah Chairani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Demi Temu, Rela Bertamu Previous post Demi Temu, Rela Bertamu
Kokoh Berdiri, Tak Kunjung Diresmikan Next post Kokoh Berdiri, Tak Kunjung Diresmikan