Kasus Pencurian di Asrama UIN Terus Berulang

Read Time:2 Minute, 11 Second


Asrama Putri (Aspi) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta  baru-baru ini dihebohkan dengan kehilangan beberapa barang berharga di salah satu kamar. Peristiwa ini terjadi pada 10 Juni 2015 lalu ketika penghuni kamar 206A sedang melakukan aktivitas di kampus.

Salah satu penghuni kamar 206A, Linda Noviyanti mengatakan, teman kamarnya telah mengikuti prosedur keamanan yang ada. Yakni, meninggalkan kamar dalam keadaan terkunci serta menitipkan kunci kamar di pos satpam dekat pintu masuk Aspi.

Namun, lanjut Linda, sore harinya ia mendapatkan kabar jika kunci kamarnya tak lagi ada di pos satpam. Seketika ia langsung pergi ke kamar dan menemukan pintu dalam keadaan terbuka dengan kunci yang tergantung di bagian dalam pintu.

“Awalnya aku nggak tahu kalau barang-barang kami hilang. Tapi saat lampu kamar dinyalakan, laptop dan notebook kami sudah tidak ada di atas kasur. Pun kipas angin, tas, dan kerudung,” aku mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) ini, Kamis (2/7).

Pembina Aspi, Nailil Huda Nuriz, langsung menindaklanjuti kasus tersebut. Akrab disapa Bunda ini, langsung menggeledah semua kamar yang ada di Aspi. Selain itu, ia juga mengajak semua penghuni Aspi untuk mengaji bersama guna mencari tahu tersangka kasus pencurian tersebut.

Akhirnya, tersangka pencurian berhasil dibekuk di Aspi Kedokteranpada 17 Juni 2015. Berkat CCTV yang terpasang di dekat pintu masuk Aspi, pelaku bisa dikenali. Dalam CCTV jelas, tersangka mengambil kunci saat satpam lengah. Pada 20 Juni 2015, langsung diadakan sidang yang menghadirkan keluarga tersangka, korban, pembina asrama, dan satpam untuk diselesaikan secara kekeluargaan.

Kasus kemalingan di Aspi bukan kali pertama. Pasalnya, hal tersebut pernah juga terjadi pada 15 Mei 2015 lalu. Redno Novicta Sari, kehilangan laptop saat dirinya tidak berada di Aspi. Saat itu, kamarnya dalam keadaan tidak terkunci. Namun, hal tersebut tidak ditindaklanjuti oleh pihak Aspi dikarenakan letak kesalahan berada pada penguni kamar yang dengan cerobohnya meninggalkan kamar tanpa dikunci terlebih dahulu.
Hal serupa pernah terjadi pada 2014. Salah satu penghuni Aspi, Rifka Indi, kehilangan dompet berisi uang Rp860 ribu beserta tanda pengenal yang ia taruh di dalam lemari. Pihak Aspi langsung menindaklanjuti kasus tersebut dengan menggeledah semua kamar. Nahas, dompet tak ditemukan di manapun.

Tak hanya di Aspi, kemalingan juga pernah terjadi di Ma’had Al-Jamiah. Dua laptop dan dua telepon genggam milik Lukman Al-Hadi dan Ahmad Hamdani raib seketika pada 6 Mei 2015 lalu di lobi lantai tiga Ma’had saat mereka tertidur. Tapi, mereka lebih memilih untuk mengikhlaskannya dan tidak ingin menindaklanjuti kasus tersebut.

Menanggapi hal tersebut, satpam Aspi, Warsito menuturkan, kasus kemalingan merupakan kesalahan dari penghuni Aspi dan satpam. “Penghuni Aspi harus hati-hati, pun satpam nggak boleh lengah,” ujarnya, Kamis (2/7).

EM

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post KBRC Bikers Amanat Masyarakat
Next post Kala Kekuasaan Menumbangkan Keadilan