Read Time:2 Minute, 22 Second
Mengajak masyarakat tertib berlalu lintas dan membantu kepolisian menegakkan kedisiplinan bagi pengendara motor di jalan merupakan kegiatan mulia. Namun, untuk merealisasikannya membutuhkan kesabaran dan tenaga lebih. Meskipun begitu, hal tersebut tak sedikit pun menyurutkan niat Erik Pramudya mendirikan Kumpulan Betawi Rider Community (KBRC).
“Bukan cuma bantu polisi, kita juga bisa mempererat tali persaudaraan antar suku dan daerah. Baik itu Betawi, Sunda, maupun Jawa,” ujar Erik, ketua sekaligus pendiri KBRC. Sejak 10 Juli 2010 KBRC berdiri dan komonitas ini bergerak di bidang sosial.Terutama bidang keamanan dan ketertiban lalu lintas.
Tak hanya itu, KBRC ingin mengubah pandangan masyarakat mengenai klub motor. Sebab kini banyak masyarakat beranggapan bahwa klub motor di Indonesia erat kaitannya dengan anarkisme. Salah satu usaha untuk mengubah pandangan masyarakat yakni bekerjasama dengan kepolisian dan membantu masyarakat agar disiplin dalam berkendara.
Adapun bentuk kerjasamanya ialah dengan berpatroli rutin mengelilingi Jakarta. Khususnya daerah Puri Kembangan, Kembang Kerep, Cengkareng, dan Pluit. Tak kurang 10 anggota KBRC turut serta dalam sekali berpatroli, biasanya patroli dilakukan tiap Jum’at atau Sabtu malam. Dimulai dari pukul 10 malam hingga menjelang subuh. “KBRC kan dapat izin resmi dari kepolisian Jakarta dan izin itu amanah untuk menjaga keamanan di masyarakat,” katanya.
Tiap dua minggu sekali komunitas ini rutin mengadakan Kopi Darat (Kopdar) bertempat di Kembangan Utara, Jakarta Barat. Bertukar pikiran dan berbagi pengalaman selalu menjadi sajian utama Kopdar. Namun, dalam Kopdar mereka juga membincangkan kondisi internal KBRC. Di antaranya, menjaga hubungan pribadi antar anggota, agar tidak terjadi perselisihan yang berkelanjutan.
Lain kopdar, lain lagi konvoi. Konvoi ini lazimnya dilaksanakan tiap tiga minggu sekali. Adanya konvoi agar lebih melatih para biker sebutan buat anggota KBRC agar menjadi pengendara yang disiplin dan tertib berlalu lintas. KBRC pun sering menegur dan memberi pengarahan langsung bagi pengendara yang tidak disiplin berlalu lintas.
Tercatat kini anggota KBRC berjumlah 23 orang. Walau komunitas ini berpusat di Jakarta namun anggotanya berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda. “Kami terbuka untuk semua bagi yang ingin bergabung,” kata Erik.
Meskipun begitu, lanjut Erik, tak sembarang orang bisa menjadi anggota KBRC. Hal itu terbukti dengan dikeluarkannya beberapa anggota KBRC dikarenakan kerap berbuat anarkis dan gemar menenggak minuman keras. Akan tetapi, siapapun dapat bergabung dalam KBRC dengan memenuhi beberapa syarat. Diantanya mengisi regristrasi, tidak bertato, dan terpenting sehat jasmani dan rohani.
Perjalanan sebuah komunitas tak melulu bejalan mulus. Sama halnya KBRC, Setahun setelah berdiri, komunitas ini mengalami kevakuman. Regenerasi yang tak baik menjadi penyebab utama vakumnya KBRC, “Awalnya mau beri kesempatan buat anggota lainnya.Tapi kenyataannya jauh dari harapan,” ungkap Erik.
Meskipun begitu, Bermodalkan semangat pembaharuan dan membantu kepolisian. Akhirnya Erik dan kawan-kawan mengaktifkan kembali komunitas ini pada 2014 sampai sekarang. Maka dari itu, ia berharap intensitas pertemuan yang rutin membuat KBRC semakin solid, dan juga bisa lebih berguna bagi masyarakat.
DF
Average Rating