Read Time:43 Second
Sumber: Internet
Oleh: Ikhya Ulumuddin*
Sekarang saya duduk menyandang buku tebal
karena semesta mengejek otakku bebal
aku rasa memang banyak hal tak didengar
dibalik percakapan manusia
dialog orang-orang pintar
pintar di atas langit datar
Pesona singgasana dunia wacana
mengoceh bak ada tuhan dalam dirinya
menjelajahi buku alam raya
memang mereka itu sedang terbang
menjajaki kamar-kamar kosong
Ternyata dunia nyata
telah menelan bacotnya
alam pikirannya terlalu kaya
sehingga para sekumpulan manusia menyanjungnya
memanggilnya sebagai orang alim
orang alim yang tak tahu dunianya
yang lupa jalan rumahnya
Lupa akan laut yang selalu berbicara harmoni
seakan ada dia, aku, dan kami
tidak arif satu sama lain
membuat tembok bukan Berlin
tembok antara aku dan kamu
kami dan mereka
Nada rindu memang t’lah hilang entah ke mana
tak pernah lagi membawa harum bunga
bunga dari alam nusantara
bening, jernih, indah rupanya
ramah, tamah, pasrah manusianya
Kita yang kaya akan budaya
Di manakah kita sebenarnya.
*Penulis adalah mahasiswa Aqidah Filsafat, Fakultas Ushulludin UIN Jakarta dan aktivis di FORMACI (Forum Mahasiswa Ciputat)
Average Rating