Dokumen Tak Lengkap, Mahasiswa Asing Belum Miliki NIM

Read Time:2 Minute, 50 Second
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap mahasiswa.  Namun hingga pelaksanaan PBAK 2017 berlangsung, mahasiswa baru (maba) asing Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta belum juga meliliki NIM.

Terhitung sejak Juni lalu, Ayuba Jorbateh mahasiswa baru asal Gambia Afrika Barat telah menempati Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maba asing yang mendapat beasiswa rektor ini belum juga mendapatkan NIM. Hal ini membuat Ayuba bingung mengenai status kemahasiswaannya di UIN Jakarta. Saya tidak mendapatkan NIM,” tuturnya saat ditemui di lobi Ma’had Al-Jami’ah  UIN Jakarta, Minggu (20/8).

Hal serupa juga dialami Mohamed Abdi maba asing Program Studi Kejuruan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Mahasiswa asal Somalia ini juga belum mendapatkan NIM. Kendati demikian, ia diperintahkan Pusat Layanan Kerjasama Internasional (PLKI) untuk mengikuti PBAK guna mendapatkan sertifikat sebagai syarat wajib mengikuti kegiatan perkuliahan. “Saya diarahkan untuk ikut kegiatan (red: PBAK) ini saja,” ujarnya, Senin (21/8).

Kejadian serupa juga terjadi pada tahun 2016 silam.  Maba asing yang juga berasal dari Gambia, Omar Samba mengaku, Ia dan 57 maba asing lainnya mendapatkan NIM setelah proses perkuliahan dimulai. “Saya tidak tahu apa penyebabnya, kami baru tahu ketika dipanggil ke kantor mahasiswa asing,” ujar dirinya saat ditemui di lobi Ma’had Al-Ja’miah UIN Jakarta, Minggu (20/8).
Menanggapi permasalahan NIM maba Asing, Koordinator Mahasiswa Asing UIN Jakarta Novi angkat bicara. Menurutnya permasalahan tersebut disebabkan oleh beberapa kesalahan teknis, salah satunya kendala komunikasi. “UIN sudah menghubungi maba asing melalui surat elektronik. Tapi, mereka lambat membalas,” ungkapnya, Senin (21/8).

Tak hanya itu, Novi melanjutkan, masalah komunikasi berimbas pada kurang lengkapnya persyaratan dokumen yang harusnya dipenuhi. Bahkan, maba asing banyak yang salah mengunggah dokumen dan foto sehingga berujung pada keterlambatan pemberian NIM. Maba asing akan mendapatkan NIM apabila pihak akademik telah menerima semua dokumen. “Persyaratannya harus dilengkapi dulu,” ujar Novi saat ditemui di kantor PLKI di Gedung Rektorat lantai satu.

Meskipun begitu, Novi pun mengatakan maba asing tetap harus mengikuti PBAK. “Kami berpegang pada SK Rektor yang kemudian membuktikan mereka sudah resmi menjadi mahasiswa UIN Jakarta,” ujar Novi di Gedung Rektorat. Namun tak dipungkiri, dari 29 maba asing, salah satu maba asal Timor Leste tidak mengikuti PBAK karena belum ke Indonesia.

Kurangnya informasi dan sosialisasi kegiatan PBAK 2017 dinilai menjadi permasalahan yang dialami maba asing. Berdasarkan keterangan Abdi, Pihak PLKI hanya menginformasikan terkait jadwal dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk PBAK. Ia dan teman maba asing lainnya merasa kesulitan mencerna informasi yang diberikan PLKI karena cenderung menggunakan pengantar Bahasa Indonesia. Saya mengalami banyak kesulitanungkap Abdi, Senin (21/8).

Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama,
Za
enal Arifin mengatakan maba asing yang belum mendapat NIM dikarenakan kedatangan mereka terlambat, sehingga SK mereka baru dapat di proses. Zaenal menduga dana Beasiswa Rektor tidak langsung turun. “Untuk mahasiswa asing terkendala masalah teknis,” katanya, Selasa (22/8).

Menyoal maba asing, Ketua Panitia PBAK 2017 Muhammad Wahiddin baru mendapat informasi mengenai hal tersebut ketika Rapat Koordinasi PBAK di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat lantai dua, Jumat (18/8) lalu. Wahiddin mengatakan ada miskonsepsi dengan pihak Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Yusran Razak selaku penasihat PBAK. Sehingga panitia tidak melakukan persiapan khusus untuk maba asing.

Terkait miskonsepsi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Yusron Razak tidak banyak bicara. Namun, Ia mengharapkan ke depannya lebih banyak mahasiswa asing yang menjadi mahasiswa UIN Jakarta. “Semoga lebih banyak partisipasi mahasiswa asing,” tutupnya, Senin (21/8).



MRIM & ND

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Nyaris Gagal Ikut PBAK
Next post Dana Terlambat, PBAK Fakultas Terhambat