Mudik Momentum Penting Jelang Lebaran

Mudik Momentum Penting Jelang Lebaran

Read Time:2 Minute, 8 Second
Mudik Momentum Penting Jelang Lebaran


Oleh Fitha*

Lebaran kerap dijadikan sebagai momen berkumpul bersama sanak saudara di kampung halaman. Setiap tahun banyak orang yang mudik atau pulang ke kampung halaman menggunakan berbagai macam transportasi, seperti bis, kereta, pesawat, kapal, hingga kendaraan pribadi.
Fenomena pulang kampung (mudik) menjelang Hari Raya Idul Fitri menjadi tradisi tahunan di negara kita. Menurut Suroyo Alimoeso, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, diprediksi jumlah pemudik mencapai 16 juta jiwa. Meskipun begitu tidak menyurutkan niatan dan kemauan untuk mudik. Selain sudah menjadi adat istiadat, juga memiliki nilai-nilai penting dari budaya pulang kampung  itu sendiri.
Salah satu diantaranya adalah dorongan keagamaan. Begitu kuat tarikan keagamaan yang telah menjadi budaya, karena Islam mengajarkan bahwa mereka yang sudah berpuasa akan diampuni dosa-dosanya. Dengan saling bermaaf-maafan berjabat tangan melalui silaturahim kembali dalam ketenangan dan kedamaian.
Kemudian budaya ziarah ke kubur, telah menjadi adat di kalangan masyarakat bahwa menjelang puasa Ramadan dan Idul Fitri, anak-anak, menantu, keluarga dan famili pergi berziarah ke kubur orang tua, kakek, nenek dan leluhur serta keluarga terdekat sambil mendoakan. Itu tidak mungkin dilakukan kalau tidak mudik. Bagi mereka yang berasal dari kampung.
Selain itu lama di kota perantauan akan memicu rasa rindu pada asal usulnya di kampung halaman. Dengan mudik kita dapat bernostagia. Maka setiap tahun, kenangan indah itu, selalu ingin diperbaruai dengan pulang kampung sambil membawa keluarga seperti anak, menantu dan istri supaya ikut menghayati suasana kampung di masa dahulu.
Namun perlu kita ketahui budaya mudik ternyata juga memiliki beberapa dampak negatif bagi para pemudik. Tanpa kita sadari banyak permasalahan-permasalahan yang sering bermunculan namun sering kali terabaikan.
Seperti halnya dengan kecelakaan lalulintas. Dari tahun ke tahun, angka kecelakaan terus meningkat. Menurut Data Kepolisian Republik Indonesia kasus kecelakaan paling banyak ialah pengendara sepeda motor. Faktor kecelakaan banyak disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, jalan raya, dan cuaca. Walaupun angka kecelakaan tinggi, para pemudik tidak takut dengan bahaya yang mengancam.
Kecelakaan pengendara sepeda motor mendominasi kasus arus mudik dan balik Lebaran. Pada tahun 2015 tercatat 3.049 kasus kecelakaan selama arus mudik Lebaran. Menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah kecelakaan lalu lintas pada arus mudik Lebaran 2016 mencapai 2.979 kecelakaan atau menurun dari 3.172 kasus pada tahun sebelumnya. Adapun, pada 2017 sampai 2018, terjadi penurunan angka kecelakaan sebesar 30,4 persen, yakni 3,168 kasus.
Tidak hanya persoalan rawan kecelakaan, dengan budaya mudik terkadang warga perantauan rela berutang dan menggadaikan barang untuk biaya mudik. Belum lagi ongkos perjalanan meningkat berlipat kali, menjelang dan sesudah lebaran Idul Fitri. Karena itu mereka kebanyakan memilih menggunakan kendaraan sepeda motor, walaupun tingkat kecelakaan sangat tinggi dari tahun ke tahunnya.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Duduk perkara pembekuan Ormawa PPNP Previous post Duduk perkara pembekuan Ormawa PPNP
Jelajah Sudut Ibu Kota Next post Jelajah Sudut Ibu Kota