Baharu Sistem Orientasi Kampus

Baharu Sistem Orientasi Kampus

Read Time:2 Minute, 54 Second
Baharu Sistem Orientasi Kampus
Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) menjadi kegiatan rutin untuk menyambut mahasiswa baru (maba) tiap tahunnya. Panitia PBAK tahun ini mengusung konsep PBAK Moderat dengan tema Terwujudnya Mahasiswa Akademis, Kritis, Inovatif dalam Mengamalkan Nilai-Nilai Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan.
Tema PBAK bukan satu-satunya hal yang cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terdapat dua program baru yang menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa. Program tersebut adalah pembagian dua belas kelompok PBAK Universitas yang terdiri dari maba dari berbagai fakultas serta program pendampingan (mentoring) bagi seluruh maba.
Formasi Baru Upacara Pembukaan
Rangkaian PBAK 2019 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pun dimulai dengan Geladi Bersih Upacara Pembukaan PBAK, Senin (26/8). Matahari pagi makin naik ketika maba mulai berbaris memasuki Lapangan Triguna UIN Jakarta. Mobilisasi dimulai dari maba fakultas yang satu dan disusul dengan maba fakultas lainnya.
Maba yang kian memenuhi lapangan tampak tidak berbaris sesuai fakultas masing-masing. Selempang yang menjadi ciri khas tiap fakultas terlihat berbeda di setiap barisnya. Ternyata, maba berkumpul dengan kelompok barisan yang telah dibentuk oleh Panitia PBAK Universitas yang mana terdiri dari para maba dari berbagai fakultas.
Pengelompokan tersebut merupakan cetusan dari pihak kemahasiswaan yang diamini oleh rektor. Dengan itu, PBAK Universitas dapat memperkenalkan kesatuan seluruh elemen yang ada di UIN Jakarta. Maka dari itu, dibuatlah dua belas kelompok sesuai dengan jumlah fakultas yang ada. “Sesuai tujuan PBAK, mengenal lebih jauh dengan sesama maba lainnya.” tegas Amany, Senin (26/8).
Namun pada praktiknya, hal itu berdampak pada mobilisasi maba sesaat gladi bersih akan berlangsung. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) telat sampai di Lapangan Triguna dan tidak diperbolehkan mengikuti gladi bersih. Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FEB Satriahady Auliya Putra mengaku, kejadian tersebut murni merupakan miskoordinasi dan kesalahan teknis.
Di samping itu, Satriahady berpendapat, adanya pembentukan kelompok barisan yang terdiri dari berbagai fakultas pada gladi bersih malah menghambat jalannya acara. “Efisiensi waktu kurang, mobilisasi maba menuju lapangan pun terkesan kacau,” tegasnya, Selasa (27/8).
Berbeda dengan Satriahady, Ketua Dema FISIP Adnan Zhaffar mengatakan, perlu ada sosialisasi atas regulasi baru tersebut. Terlebih lagi, Adnan mengaku bahwa peraturan itu tidak ditetapkan dengan konsensus para mahasiswa, tetapi ditetapkan melalui ketuk palu pihak rektorat. “Semua fakultas menolak pembentukan kelompok tersebut,” pungkas Adnan, Selasa (27/8).
Laksanakan Mentoring Berkelanjutan
Sebuah progam baru lagi-lagi datang dari pihak kemahasiswaan. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4962 Tahun 2016  tentang Pedoman Umum PBAK pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, salah satu metode dalam penyajian materi PBAK adalah mentoring atau pembimbingan teman sebaya. Dengan itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta Masri Mansoer mengadakan program pendampingan (mentoring) selama enam bulan.
Masri mengatakan, program terobosannya tersebut dirasa akan menjadikan PBAK menjadi lebih baik. Sistem mentor berkepanjangan dapat membimbing maba sampai menjadi mahasiswa yang sebenarnya, disertai keilmuan dan keagamaan. Mereka juga dapat mengenal lebih baik akademik, kemahasiswaan, dan dunia kampus melalui program ini. “Terkait kebijakan, diserahkan kepada dekan dan Dema Fakultas masing-masing,” jelas Masri, Senin (26/8).
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Tholabi Kharlie bertanggapan, program mentoring ini telah disosialisasikan dan serentak akan dilakukan oleh seluruh fakultas. “Mentoring menjadi media pembinaan dan pengembangan Tsaqofah Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari, terutama di dunia kampus” terangnya, Selasa (27/8).
Tujuan mentoring turut disampaikan oleh Ketua PBAK FSH Izzul Aulia. Ia mengatakan, akan tercipta pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah Swt., berbudi luhur, cakap dan berilmu. “Rasa tanggung jawab maba dalam mengamalkan ilmunya meningkat, serta berkomitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia” pungkas Izzul, Senin (26/8).
FALN

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Nazihah: Semangat Gigih Raih Prestasi Previous post Nazihah: Semangat Gigih Raih Prestasi
Perempuan di Panggung Politik, dari Masa ke Masa Next post Perempuan di Panggung Politik, dari Masa ke Masa