UIN Jakarta mendapatkan beberapa pencapaian sepanjang 2021–2022. Meski saat itu masa pandemi, UIN Jakarta unjuk gigi mampu bersaing dengan universitas nasional maupun internasional.
Webometrics merupakan sistem seleksi yang menilai kuantitas dan kualitas web setiap universitas, baik secara nasional maupun internasional. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada awal tahun 2022, mempunyai capaian Webometrics. Di antaranya peringkat pertama PTKI se-Indonesia, peringkat 25 nasional dan peringkat 2908 internasional, menurut pengamatan Institut, pencapaian itu sudah melampaui capaian pada tahun sebelumnya.
Indikator penilaian dalam Webometrics yaitu 10 persen keterbukaan (peneliti teratas yang dikutip), 50 persen visibilitas (jumlah konten yang tertuju pada website universitas), dan 40 persen keunggulan jurnal.
Adapun indikator penilaian yang didapat UIN Jakarta secara perhitungan internasional yaitu peringkat 1317 keterbukaan, peringkat 2473 visibilitas, dan peringkat 4654 keunggulan. Sedangkan penilaian indikator se-Indonesia yaitu peringkat delapan keterbukaan, peringkat 49 keunggulan, serta peringkat 65 visibilitas.
Staf Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Jakarta, Parhan Hidayat menyampaikan, indikator yang kurang baik bisa diperbaiki. Menurutnya, UIN Jakarta perlu memperbaiki artikel, gambar, maupun konten kreatif yang ada di sosial media maupun internet. Seharusnya dalam membuat konten perlu mencantumkan tautan yang mengarah ke situs UIN Jakarta. Pengelola situs pun harus tetap memastikan bahwa situs yang dituju masih ada. “UIN Jakarta lebih mengunggulkan pengejaran jurnal ilmiah daripada menaikkan indikator Webometrics, karena menaikkan traffic jurnal ilmiah akan membuat otomatis indikator lainnya naik,” ujar Parhan, Rabu (15/6).
Staf Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitpen) UIN Jakarta Muhammad Ishar Helmi, menuturkan beberapa pencapaian UIN dalam jurnal ilmiah. Terdapat 38 jurnal terakreditasi Sinta satu hingga enam, dua Jurnal terindeks sains, dua jurnal terindeks Scopus serta delapan jurnal yang baru dibuat. “Jurnal ilmiah UIN terindeks dan bereputasi di tahun ini cukup baik, ada yang bertahan, dan ada juga yang mengalami peningkatan,” ujar Ishar, Rabu (15/6).
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Djajang Jahroni, mengungkapkan awal hingga pertengahan tahun 2022 ada enam guru besar yang dikukuhkan, (Kuliah Kerja Nyata) KKN mahasiswa secara nasional dan internasional, dan peningkatan kuantitas serta kualitas jurnal ilmiah terindeks Sinta dan Scopus. “Walaupun masih suasana pandemi, UIN mampu beradaptasi dan mewujudkan beberapa pencapaiannya dengan baik,” ujar Djajang, Senin (6/6).
Bila menengok Webometrics, UIN Jakarta berada di peringkat satu PTKI terbaik, tetapi yang viral di media sosial terlihat menduduki peringkat kedua sehingga menimbulkan kontroversi. Menurut Djajang, itu adalah hal lumrah. Perbedaan peringkat tidak jadi masalah bagi kampus. “Setiap Universitas memiliki keunggulan masing-masing dan sistem penilaian yang berbeda,” ujarnya, Senin (6/6).
Penjelasan berbeda diungkapkan oleh staf Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Jakarta, Parhan Hidayat. Menurutnya perbedaan peringkat di media sosial maupun internet itu tidak benar. Warganet perlu melihat data Webometric dengan semestinya, bukan data lama yang masih tetap pada Juli 2021. “Sebenarnya yang viral itu memacu pada sumber kedua Webometrics yang belum terbaru,” ungkap Parhan, Rabu (15/6).
Ishar menjelaskan, setiap jurnal ilmiah yang berkualitas akan terindeks masuk ke dalam basis data skala nasional bernama Sinta, sedangkan skala internasional bernama Scopus. Jurnal ilmiah UIN Jakarta terdapat dua di Scopus dan 38 di Sinta. UIN Jakarta lantas mendapat peringkat ke 45 nasional menurut data Sinta Kemdikbud. Saat ini pencapaian jurnal ilmiah UIN Jakarta cukup baik. “Peningkatan jurnal ilmiah tahun ini cukup banyak, ada beberapa yang tetap bertahan dan beberapa lainnya naik tingkat, diantaranya jurnal ilmiah di platform Sinta,” ucap Ishar, Rabu (15/6).
Belum Merata
Dosen Program Studi Pendidikan IPS, Jakiatin Nisa membenarkan pernyatakan dari Ishar. Jakiatin mengatakan kampus memberikan uang pembinaan untuk para dosen yang menulis jurnal ilmiah dan terpublikasi. “Saat jurnal ilmiah saya terpublikasi, dari pihak kampus memberikan penghargaan dan uang pembinaan,” ungkapnya, Senin (13/6).
Puslitpen sebagai badan yang mengurus penelitian dan pengembangan UIN Jakarta termasuk jurnal ilmiah, selalu memberikan pelatihan intensif kepada pengelola jurnal dan dosen UIN Jakarta, untuk meningkatkan kualitas dan peringkat jurnal ini. Para kontributor yang mengirim jurnal ilmiah mendapatkan biaya penghargaan atau hadiah. “Untuk saat ini biaya penghargaan dan pembinaan bagi para dosen kontributor sudah berjalan lama, sedangkan untuk kontributor dan mahasiswa sedang berjalan,” ucap Ishar, Rabu (15/6).
Sebelumnya, Institut melakukan pemberitaan bertajuk “Menyoal Penelitian Mahasiswa”, Sejumlah mahasiswa mengeluhkan tidak mendapat dana penelitian, tidak ada sosialisasi terkait prosedur penelitian dan publikasi karya ilmiah, serta susahnya akses mahasiswa ke jurnal ilmiah milik UIN Jakarta.
Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Defa Tsamara Zafirah turut mendapat kesulitan. Dirinya harus bekerja ekstra mencari kucuran dana untuk penelitian yang akan digarapnya. Mahasiswa semester delapan ini pun mondar-mandir menyambangi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), hingga mengajak teman dari kampus lain membarengi penelitian.lanjut, Defa berharap Puslitpen UIN Jakarta dapat bekerja sama dengan pihak program studi untuk mengadakan pelatihan, karena masih banyak mahasiswa yang terkendala dengan penulisan jurnal.
Ketua Puslitpen, Imam Subchi menanggapi bahwa mahasiswa belum bisa mengajukan bantuan dana penelitian. Program bantuan pembiayaan penelitian hanya untuk dosen yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau Nomor Urut Pendidik (NUP)atau Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) serta memiliki akun peneliti di sistem Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litapdimas). Hal tersebut berdasar pedoman penelitian dari Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Pusat.
Memunculkan Minat Menulis
Salah satu Dosen UIN Jakarta Program Studi Ilmu Pendidikan Sosial (IPS), Jakiatin Nisa, menceritakan pengalamannya tentang awal mula perjalanannya menulis dan berkembang menjadi jurnal ilmiah. Berawal dari orang tua yang gemar membaca dan menulis, membuat Jakiatin saat berusia kecil tertarik menggeluti hal serupa. Saat berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, ia aktif mengikuti Unit Pers Mahasiswa Isolapos .
Jakiatin terus terpacu untuk terus menulis. Target yang ingin dicapai, menjadi motivasinya. Selain itu, Jakiatin berkomitmen meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya mengajar untuk membaca dan menulis. Kini, Jakiatin mempunyai karya jurnal ilmiah mengenai geografi manusia dan literasi geografi. “kita harus memiliki target dan tetap berkomitmen dalam menulis, itulah yang membuat saya tertantang dan terpicu semangat untuk menulis,” pungkas Jakiatin, Senin (13/6).
Pun, tak kalah menarik, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), Narila Mutia Nasir, mulai menulis sejak kecil, Bermula dari ketekunannya membaca buku kartun cerita dongeng serta buku pelajaran, minat menulis Narila muncul. Selain itu, ia mendapatkan dukungan dari keluarga, teman maupun guru sekolahnya agar tetap menulis apapun itu. Tatkala menjadi dosen, Narila aktif menulis jurnal ilmiah di bidang kesehatan ibu dan anak.
Baginya, menulis itu membuat hati terasa nyaman dan atau melepas stres. Bagi Narila, menulis sebagai bentuk edukasi dan kontribusi kepada masyarakat menjadi motivasinya.Selain itu, menulis sebuah karya ilmiah juga perlu waktu, terlebih Narila adalah seorang ibu dan dosen. “Bagi saya, manajemen waktu dengan baik itu penting, agar pekerjaan dan waktu untuk menulis bisa terkontrol dengan baik,” pungkas Narila, Minggu (12/6).
Narila sempat mengenyam pendidikan kuliah di Jepang. Di sana, tuntunan untuk menulis jauh lebih besar daripada di Indonesia. Sehingga dari sanalah ia memulai menulis jurnal ilmiah tingkat internasional. Salah satu karyanya adalah tentang edukasi ibu hamil yang diterbitkan oleh Oxford University, dan jurnal kesehatan ibu dan anak yang diterbitkan oleh Asia Pacific Journal. “Diterimanya jurnal ilmiah skala internasional membuat saya lebih percaya diri, dan tujuan menulis jurnal ilmiah adalah untuk menyampaikan penelitian sehingga memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat umum,” ujar Narila, Minggu (12/6).
Pentingnya Menulis Jurnal Ilmiah
Jakiatin mengungkapkan bahwa menulis jurnal ilmiah dapat menyelesaikan beberapa permasalahan dalam kehidupan nyata dan membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah itu. ” Jurnal ilmiah dilakukan dengan beberapa penelitian secara sistematis dan memecahkan suatu masalah, dengan ini kita diajarkan tentang menghadapi masalah di dunia nyata,” pungkasnya, Senin (13/6).
Narila juga menyampaikan beberapa manfaat yang didapatkan ketika menulis jurnal ilmiah, salah satunya adalah mengedukasi masyarakat. “Menulis jurnal ilmiah itu termasuk upaya kontribusi kita dalam membantu masyarakat dalam mengedukasi dan memecahkan permasalahan yang ada,” pungkas Narila, Minggu (12/6).
Reporter: M. Naufal Waliyyuddin
Editor: Syifa Nur Layla
Average Rating