Belenggu Transenden dalam Kebudayaan Masyarakat Indonesia

Read Time:2 Minute, 58 Second
Kebiasaan yang telah mengakar akan menjadi kebudayaan. Kemudian, kebudayaan akan disepakati menjadi sebuah kebenaran. Mempercayai dukun sudah menjadi hal yang lumrah bagi warga Desa Suka Senang. Apapun yang dikatakan sang dukun pasti dituruti oleh warga. Petuah sang dukun bagai titah langit. Seluruh warga percaya. Yakin.
Seketika, sesosok pria berbadan gemuk dan berambut gondrong dengan pakaian serba hitam muncul ditengah pelataran panggung Aula Student Center yang sudah didekorasi bak ruang teater.
Bersamaan dengan suara gelak tawa yang menggema di seluruh ruangan, pria itu menjadi perhatian utama penonton. Ialah Eyang Tamil, seorang dukun di Desa Suka Senang yang ucapan dan petuahnya selalu didengar dan dipatuhi oleh warga.
Salah satu  wanita yang cukup disegani oleh warga Suka Senang datang ke rumah Eyang Tamil. Warga memanggilnya Bu Romi. Ia berniat kembali mencalonkan diri untuk menjadi Kepala Desa Suka Senang. Kedatangannya ke rumah Eyang Tamil bermaksud untuk meminta bantuan pada Eyang agar dimenangkan kembali pada pemilihan Kepala Desa tahun ini.
Pada pertemuan itu disepakati bahwa Eyang Tamil akan membantu Bu Romi untuk menang kembali pada Pemilu Kades tahun ini. Eyang Tamil juga berjanji untuk tidak membantu calon lain yang nantinya akan menjadi lawan Bu Romi dalam pemilihan Lurah Desa Suka Senang.
Di saat yang sama, desa itu juga tengah kedatangan orang baru dari kota. Warga memanggilnya Pak Sanur. Tak lama setelah kedatangannya ke Desa Suka Senang, ia langsung mencuri perhatian warga setempat. Ia juga hendak mencalonkan dirinya untuk menjadi Kepala Desa Suka Senang. Pencalonan itu merupakan salah satu usahanya menjadi orang nomor satu di desa itu.
Setelah mendengar kesohoran nama Eyang Tamil di desa itu, Pak Sanur lekas mendatangi kediaman Eyang dengan maksud yang sama seperti Bu Romi. Pertemuannya dengan Eyang Tamil juga membuahkan kesepakatan yang sama, Eyang berjanji untuk memenangkannya pada Pilkades tahun ini.
Setelah beberapa hari melalui masa kampanye, tibalah waktu untuk warga memilih siapa yang pantas menjadi pemimpin mereka. Pada pemilihan itu, Bu Romi kembali terpilih sebagai Kepala Desa Suka Senang.
Putusan itu memancing amarah Pak Sanur. Ia tidak terima dengan kemenangan rivalnya. Padahal ia telah meminta bantuan pada Eyang Tamil untuk memenangkan dirinya dalam pilkades kali ini.  Hal itu membawanya pada kesimpulan terhadap Eyang Tamil yang telah mengkhianatinya.
Sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya, Pak Sanur ternyata juga memiliki kekuatan supranatural. Rasa kesalnya pada Eyang Tamil tak terbendung lagi. Ia membunuh Eyang Tamil. Keputusannya sudah bulat untuk melenyapkan laki-laki yang telah mengkhianatanya itu.
Beberapa hari kemudian, warga Desa Suka Senang dibuat gempar dengan kabar kematian Eyang Tamil. Seluruh warga desa ternyata juga dibuat kehilangan atas kematian tokoh pemimpinnya itu. Di saat yang sama warga juga bertanya-tanya siapa gerangan yang telah melakukan ini semua. Mengapa peristiwa ini begitu dekat dengan kekalahan Pak Sanur dalam pilkades.
Bejo, cucu sekaligus tangan kanan Eyang Tamil bermimpi. Dalam mimpinya, Eyang Tamil memberi tahu bahwa Pak Sanur lah yang telah membunuhnya. Bejo juga diwarisi kekuatan oleh Eyang Tamil untuk membalaskan dendamnya pada Pak Sanur.
Kisah yang dipentaskan oleh mahasiswa semester VII jurusan PBSI itu ditutup dengan kematian Pak Sanur di tangan Bejo sebagai pembalasan dendam Eyangnya. Drama berjudul Klenik 24 Jam ini diadakan pada Minggu (22/12).
Deby Rachma Rizka sutradara Klenik 24 jam, menyatakan, latar belakang pengambilan tema pementasan dramanya itu berdasarkan realitas kebudayaan masyarakat Indonesia yang tidak bisa lepas dari hal-hal yang berbau gaib.
“Hal-hal yang terjadi seperti yang digambarkan dalam pementasan kami ternyata bukan hanya di kalangan masyarakat rendah. Bahkan, pejabat, kepala desa, dan orang yang bersekolah tinggi pun ternyata bukan hanya percaya, tapi juga melakukan hal-hal yang berbau mistis,” jelas Deby, di Aula Student Center (SC), Minggu (22/12).  

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Remaja dan Penyimpangan Perilaku
Next post Euis, Pengemis Bergelar Sarjana