Cerita Cinta Sekonyong Koder

Read Time:1 Minute, 55 Second

Cintaku sekonyong koder
Karo kowe cah ayu Sing bakul lemper
Begitulah sepenggal  lirik lagu Cinta Sekonyong Koder. Lagu ini menceritakan kisah cinta seorang lelaki dan gadis penjual lemper. Sang lelaki sangat mencintai sang gadis. Demikian tergambar dalam lirik lagunya yaitu sehari tak bertemu “Neng sirah nggliyer” (Kepala pusing).
Lampu bercahaya putih menyoroti panggung. Dua lelaki memakai baju batik dengan belangkon di atas kepala mulai  bernyanyi dan menari mengikuti irama musik. Perpaduan Goong, Jengglong, Peking, Bonang, Kendang dan Panerus menghasilkan alunan musik khas Jawa mengiri lagu campur sari berjudul Cinta Sekonyong Koder. Sebuah lagu tentang kisah cinta seorang lelaki dan gadis penjual lemper.
Suatu hari, si lelaki hendak mengunjungi sang gadis dengan mengendarai motor. Ia ingin mengajak si gadis jalan-jalan, namun sang gadis terlanjur pergi entah kemana. si lelaki pun kecewa, dalam lirik lagu digambarkan, hati dan jiwa si lelaki hancur memikirkan kepergian sang gadis lemper. Nggon ku mikir neng awak ngarti rusak, Rusak njobo njero (Aku selalu memikirkanmu hingga badan rusak, rusak luar dalam)
Kepergian si gadis mampu membuat sang lelaki patah hati. Ia kebingungan memikirkan sang gadis yang pergi tanpa pamit. Dalam bait terakhir lirik lagu menceritakan bahwa ternyata s i lelaki terkena pelet.
Lirik tersebut berbunyi, Kembang jambu gogrok dipangan uler, Cintaku sekonyong konyong koder,Uler keket mlakune klogat kloget, Allah jabang bayi jebul aku keno pelet (Bunga jambu digrogoti ulat, cintaku sekonyong-konyong koder, ulat jalannya melata, Allah, jabang bayi ternyata aku kena pelet).
Cinta Sekonyong Koder merupakan lagu campur sari  yang dipopulerkan oleh seniman Didi Kempot. Tak memiliki makna tertentu, Cinta Sekonyong Koder adalah cinta yang terjadi begitu saja kepada Siapapun dan dimanapun. Pun cinta bisa tumbuh tanpa butuh alasan tertentu.
Acara pagelaran campur sari ini diselenggarakan oleh tim kesenian campur sari Soponyono dari Rembang Jawa Tengah (Jateng) di Anjugan Jateng Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu, (4/10). Selain lagu Cinta Sekonyong Koder, juga ada beberapa lagu campur sari lain yang ditampilkan. Seperti, Caping Gunung dan Jambu Alas.
Sinden pagelaran campur sari, Sumini mengungkapkan, acara tersebut diadakan untuk memperkenalkan lagu-lagu campur sari khas Jawa. “Tentunya untuk melestarikan budaya Jawa,” tuturnya, (4/10).
Salah satu penonton, Mohammad Sidiq mengaku, dirinya senang dan antusias dalam acara pagelaran seni tersebut. Menurutnya, selain menjaga kebudayaan, lagu-lagu campur sari juga menarik untuk didengar. “Musik dan lagunya sangat menghibur,” ungkapnya.


KB

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Menakar Hasil Akreditasi Prodi
Next post Lack of System and Low Contribution