Mengenang 500 tahun Wafatnya Maestro Raphael

Mengenang 500 tahun Wafatnya Maestro Raphael

Read Time:2 Minute, 14 Second

 Menjajaki tonggak sejarah era Renaissance melalui karya dari Sang Maestro Raphael. Karya seni yang memancarkan spirit dan nilai kemanusiaan ini ditunjukan pada Pameran Seni Magister Raffaello. Sebuah stimulus untuk memahami sejarah dengan seni. 


Pameran Seni Magister Raffaello yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Italia dan Pusat Kebudayaan Italia di Jakarta resmi dibuka pada Jumat (25/2) lalu. Pameran ini mengisahkan karya-karya indah dari Maestro Raphael yang membawa pesan kedamaian pada era Renaissance. Untuk menikmati pameran ini pengunjung disuguhkan ruangan khusus dengan enam tema yang berbeda. 


Para pengunjung tampak menunggu giliran karena setiap satu jam sesi pameran terbatas untuk 30 pengunjung. Selama pameran berlangsung, pengunjung diberi gawai serta earphone yang digunakan sebagai pemandu. Mereka tampak serius memandangi satu per satu karya yang ditampilkan. Setelah selesai, sebagian dari mereka bercakap-cakap untuk menafsirkan makna dari setiap karya. 


Pengunjung dapat mempelajari berbagai peristiwa bersejarah dan menjelajahi tempat di mana Raphael menetap, bekerja, dan mengenal dunianya melalui lukisan. Pameran ini terbuka untuk semua kalangan termasuk anak-anak karena telah tersedia konten yang telah disesuaikan. Selain itu, pameran ini tersedia dalam lima bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Italia, Inggris, Portugis, dan Spanyol. 


Koordinator pameran, Qissera el Thirfiarani menjelaskan bahwa pameran ini digelar sejak 2020 untuk memperingati 500 tahun wafatnya Maestro Raphael. Sebelum digelar di Indonesia, pameran ini telah ditunjukkan di beberapa negara di dunia seperti di Vietnam, Austria, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. “Ini travel exhibition, kita akan menggelar pameran di Edinburgh setelah dari sini,”  jawab Qissera saat diwawancarai langsung pada Sabtu (30/3). 


Lebih lanjut ia menerangkan bahwa karya-karya dari Maestro Raphael mengandung nilai kemanusiaan khususnya pada era Renaissance. Karya yang ditampilkan memicu stimulus untuk memahami sejarah yang dampaknya masih bisa dirasakan hingga kini. Terdapat pancaran spirit dalam setiap karya Maestro Raphael. Raphael sendiri adalah seseorang yang sangat mencintai perempuan sehingga para perempuan pada era Renaissance ini mulai digambarkan secara detail. “Setiap aspek adalah simbol,” ujar Qissera pada Sabtu (30/3). 


Apresiasi positif juga datang dari salah satu pengunjung pameran, Dwi Rizki. Dwi mengaku senang menghadiri Pameran Magister Raffaello karena ia bisa rekreasi sambil belajar seni. Selain dapat menambah wawasan ia juga belajar hal baru khususnya filosofi karya seni. ” Acara seperti ini perlu diperbanyak,” kata Dwi saat diwawancarai langsung pada Rabu (30/3). 


Pengunjung lain, Shabrina dan Taqiyya juga memberikan tanggapannya setelah mengunjungi pameran. Mereka mengatakan bahwa cara penyuguhan pameran sangat menarik karena dilengkapi dengan audio yang selaras dengan visual yang ditampilkan. Menurutnya, pameran ini tepat untuk orang-orang yang ingin mengetahui asal-usul sang Maestro Raphael. “Jika dari awal sudah paham, pasti akan lebih memikat,” ujar mereka berdua saat diwawancarai langsung pada Rabu (30/3).

Reporter: Nurul Sayyidah Hapidoh

Editor: Fayza Rasya


Mengenang 500 tahun Wafatnya Maestro Raphael


About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Antara Wisran Hadi dan Pestarama Previous post Antara Wisran Hadi dan Pestarama
KPM dan BPPM Kurang Bersigap Next post KPM dan BPPM Kurang Bersigap