Belum Jelas Nasib Warga Kampung Susun Bayam

Belum Jelas Nasib Warga Kampung Susun Bayam

Read Time:2 Minute, 27 Second

Belum Jelas Nasib Warga Kampung Susun Bayam

Warga Kampung Susun Bayam kena gusur atas pembangunan JIS. Warga resah atas harga sewa rumah yang melambung tinggi. Masih belum ada jawaban pasti dari PT Jakpro perihal penggusuran.



Warga Kampung Susun Bayam (KSB) menjadi korban gusur atas pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) Tanjung Priok, Jakarta Utara pada tahun 2019. Pada November lalu,  Anies Baswedan— Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjanjikan warga setempat untuk dapat menempati dusunnya kembali. Namun hingga kini, warga tak kunjung menempati dusun KSB. Hal tersebut menyulut Warga KSB melayangkan aksi protes pada Kamis, (1/12).


Sudistio, salah seorang warga dusun  kampung bayam menyatakan, hingga kini ia dan warga lainnya tak kunjung mendapatkan kunci akses ke KSB yang akan dihuninya. Ia lanjut mengatakan, Gubernur Jakarta yang baru—Budi Heru Hartono, kemudian menyerahkan permasalahan ini kepada Perseroan Terbatas (PT) Jakarta Utilitas Propertindo (Jakpro). 


Sudistio lanjut mengatakan, para warga masih menunggu dengan penuh harap, sebab PT Jakpro masih belum menindaklanjuti permasalahan ini. “Kami masih menunggu hasil diskusi pemerintah DKI Jakarta dengan PT Jakpro. Jika masih belum ada, kami akan terus melakukan aksi,” ujarnya, Minggu (4/12). 


Tohiroh, warga asli kampung bayam menjelaskan harga sewa dusun yang ditawarkan oleh PT Jakpro, sangat membebankan warga. Tak semua warga KSB, ucap Tohiroh, sanggup membayar sewaan dusun KSB. “Banyak dari kami yang menjadi buruh lepas bahkan pemulung,” ujar Tohiroh, Minggu (4/12).


Tohiroh menambahkan PT Jakpro menargetkan harga Rp.750 ribu bagi Lanjut Usia (Lansia) khusus lantai l dan ll. Untuk  lantai lll dan lV dihuni selain lansia sebesar Rp. 600 ribu per bulan. “Para Lansia tidak akan sanggup membayar uang sewa sebanyak itu,” tambah Tohiroh, Minggu (4/12).


Asep, Kepala KSB mengatakan terdapat enam Kepala Keluarga (KK) yang telah diusir dari kontrakannya. Ia berharap agar PT Jakpro menurunkan harga sewa pada KSB serendah mungkin agar para warga tak merasa terbebani. Para warga, tambah Asep, sudah cukup terbebani dengan biaya keperluan sehari-hari, seperti: air, listrik, dan sebagainya. 


Mardiono, salah satu warga korban gusur JIS, diusir dari kontrakan karena telah habis masa kontraknya.”Saya tidak sanggup lagi membayar kontrakan bulan depan, saya cuman seorang buruh lepas, hanya dusun ini harapan keluarga saya,” keluh Mardiono, Minggu (4/12).


Mardiono, dan lima KK yang lain tinggal di tenda yang di bangun di depan dusun KSB. “Kami berharap Pemprov DKI dan PT Jakpro dapat turun langsung ke lapangan agar bisa mendengar langsung keluh kesah warga kampung susun bayam,” ujar Mardiono, Minggu (4/12).


Dilansir dari Jakarta-propertindo.com, sebelum warga KSB melakukan aksi (1/12). PT Jakpro telah melakukan kegiatan-kegiatan diskusi dengan warga KSB pada Jumat (18/11). Syachrial Syarif selaku Sekretaris PT Jakpro mengatakan nominal yang diinginkan warga KSB tidak sesuai dengan kebutuhan operasional pengelolaan KSB. 


Syarif menuturkan, PT Jakpro akan membahas permasalahan ini dengan Pemprov DKI Jakarta, sembari membahas peralihan pengelolaan KSB. Proses tahapan koordinasi yang dilakukan cukup panjang. Warga diharapkan, lanjut Syarif, bisa kembali menghuni Kampung Susun Bayam pada 1 Maret 2023 mendatang.

Reporter: FH

Editor: Aisyah Fitriani Arief

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
100 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Lambat Penerapan Pedoman Kekerasan Seksual Previous post Lambat Penerapan Pedoman Kekerasan Seksual
Dahului Kampus, Dema-U Bentuk Satgas KS Next post Dahului Kampus, Dema-U Bentuk Satgas KS