(Dok : Internet) |
Read Time:2 Minute, 13 Second
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatra Utara (SU), Tuah Aulia Fuadi, terpaksa harus mengakhiri kuliahnya lantaran pernyataannya di media sosial facebook. Dalam statusnya itu, mahasiswa semester lima Program Studi Ahwal Al Syahksiyah Fakultas Syariah dan Hukum itu dianggap telah melecehkan Nabi Muhammad dan Islam.
Seperti dilansir jambi.tribunnews.com, berikut pernyataan Tuah:
“Penafsir tunggal itu hanya rasul dan itu pun satu. sekarang ia sudah mati jadi penafsir tunggal itu sudah ga ada lagi. Yg sebaiknya Al-qur’an itu direvisi saja. Minimal kembalikan saja urusan itu ke Negara, Biar negara saja yg merelevansikannya sesuai dengan kebutuhan zaman dan peradaban umat yg lebih progresif, modernis, teknologis dan teknogratis.”
Selain itu, Aulia juga beranggapan bahwa ajaran Nabi Muhammad jangan hanya ditelan mentah-mentah. Sebab tidak ada satu pun hadis yang menyatakan bahwa umat Islam harus melakukan itu.
Dalam BERNEGARA , kita tidak diwajibkan untuk mengikuti NABI MUHAMMAD langsung secara mentah-mentah. Sebab tak ada hadis yang bunyinya, ‘Dabbiru siyasatakum kama ra-aitumuni udabbiru siyasati,’ aturlah politik kalian sebagaimana kalian lihat aku mengatur politikku.
Yang ada adalah hadis, ‘Shallu kama ra-aitumuni ushalli,’ salatlah sebagaimana kalian melihat aku salat. Kenapa statemen ini hanya disabdakan Nabi dalam hal salat, dan tidak dalam lapangan politik? Jawabannya jelas: karena salat adalah masalah ubudiyyah yang statis, tidak berkembang, dan aturannya final dan terinci.
Soal politik adalah soal dinamis, dan karena dinamis maka tidak ada ‘politik Nabi’. Politik nabi pas sesuai pd zaman nya. Sementara sekarang bukan lg zaman nabi. tak SETIAP DALAM semua hal kita itu harus mengikuti Nabi.”
Sementara itu, Rektor UIN SU, Nur Ahmad Fadhil Lubis, membenarkan pengeluaran Tuah sebagai mahasiswanya. “Iya benar, dia sudah kita pulangkan kepada orang tuanya. Itu dilakukan setelah melalui prosedur, baru kita keluarkan SK (pemecatan),” ujar Lubis seperti dikutip jambi.tribunnews.com, Rabu (23/9).
Awal kabar pemecatan Tuah dipublikasikan Imran Purba dalam postingannya di facebook. “Kemarin sudah diputuskan ada pemecatan mahasiswa UIN SU Medan, yang menghina Allah, Nabi SAW dan Al-Qur’an.”
Sebelum menuliskan komentarnya dalam media sosial, ada beberapa saksi yang mengatakan bahwa Aulai pernah memperlakukan kitab suci Alquran dengan tidak sopan. Dalam kegiatan Masa Orientasi Mahasiswa Baru lalu, Aulia melempar kitab suci umat Islam tersebut.
Menurut Rektor UIN SU, ada dua alasan utama yang membuat Aulia dipecat dari kampusnya. Pertama, karena ia telah melanggar kedisiplinan. Kedua, ia dianggap telah melakukan penistaan agama. Pada saat Aulia menjadi instruktur orientasi mahasiswa baru, ia pernah mencampakkan Alquran ke tanah dan menjelek-jelekannya.
Pihak kampus sebenarnya sudah memperingatkan Tuah atas tindakannya itu. Namun, Tuah lebih memilih membuka forum di media sosial. Atas tindakannya itu pula, pihak kampus menilai Tuah telah menjelekkan nama UIN SU sebagai kampus berlatar belakang Islam.
ER
Average Rating