Krisis Pengenalan di Ajang Perkenalan

Read Time:1 Minute, 56 Second
Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK)—tahun ini dikenal Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)—merupakan sarana bagi mahasiswa baru untuk mengenal kampus, mulai dari sarana prasarana, lembaga kemahasiswaan, hingga akademik. Sayang, tujuan tersebut tak tercermin dalam pelaksanaannya.
Pasalnya, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dan Fakultas Ushuludin (FU) tidak mendapat materi keuniversitasan yang di dalamnya terdapat pengenalan Lembaga Kemahasiswaan (LK). Sedangkan, materi kebangsaan tak didapat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) pada hari yang sama, Rabu (24/8).
Padahal, pengenalan kampus bisa didapat melalui materi yang diberikan. Lagipula, materi tersebut sudah tertera jelas dalam tata tertib pelaksanaan OPAK nomor 07/TAP/SEMA-U/VIII/2016 sebagai materi OPAK 2016.
Tentu, ketiadaan materi ini menimbulkan kekecewaan mahasiswa baru (maba), sebut saja Muhammad Riski Firmansyah. Mahasiswa Muamalat FSH ini mengatakan, seharusnya bisa mengenal lebih jauh  lingkungan kampus yang ia pilih. “Saya agak kecewa, harusnya bisa dikenalkan sarana prasarana dan UKM-UKM UIN Jakarta,” tutur Riski.
Kekecewaan pun turut dirasakan Nur Indah Pertiwi. Menurutnya, OPAK adalah ajang perkenalan kampus dan isinya. “Anak UIN kok enggak kenal organisasi kampusnya sendiri?,” kata mahasiswi Ilmu Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin (FU) ini.
Sementara, mahasiswa Manajemen Dakwah Ainun Nasihin menyayangkan tidak adanya materi kebangsaan di Fidikom. “Sayang sekali, sebenarnya itu kan kegiatan yang termasuk materi, tapi kita tidak dapat.” ujarnya. Bahkan, salah satu mahasiswi Ekonomi Syariah FEB Ninda Aulia Faradhilla mengaku tidak tahu sama sekali adanya materi kebangsaan.
Terkait ditiadakannya salah satu materi, Ketua Panitia Pelaksana OPAK Zaenal Arifin berdalih, bukan ditiadakan, tapi diganti dengan materi kebangsaan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). “UIN tidak memiliki tempat yang luas untuk menampung semua maba saat Menpora memberikan materi kebangsaan, maka beberapa fakultas terpaksa tak menerima materi tersebut karena harus berada di tempat berbeda,” ujar Zaenal, Kamis (25/8).
Zaenal menjelaskan, beberapa materi yang hilang karena pergeseran jadwal. “Kedatangan Menpora yang diperkirakan pukul 09.15 WIB tapi baru tiba sekitar pukul 15.30 WIB” tuturnya.
Sedangkan, Ketua Pelaksana OPAK Muhammad Arafat pun hingga saat ini masih sulit ditemui dan menjelaskan perihal materi tersebut. Sama halnya dengan Ketua Pelaksana OPAK,  Koordinator Divisi Acara OPAK Ahmad Khotib pun hingga berita ini diterbitkan enggan memberikan penjelasan saat dimintai keterangan. 

FFA dan NPR

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Nasib Malang Dana Kesehatan
Next post Alokasi Dana OPAK Dema-U Tidak Transparan