Perubahan Iklim Menghantam Para Nelayan

Perubahan Iklim Menghantam Para Nelayan

Read Time:2 Minute, 41 Second
Perubahan Iklim Menghantam Para Nelayan

Dampak perubahan iklim terus menghantui warga pesisir, termasuk nelayan di Jakarta Utara. Walaupun intensitas pengaruh berbeda-beda, namun nelayan kapal kecil hingga besar tetap mendapat imbas dari krisis iklim.

Keragaman hayati yang dimiliki Indonesia telah memenuhi kebutuhan nelayan. Akan tetapi, tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkannya. Mata Pencaharian mereka terus-menerus mendapat tekanan ekologis akibat perubahan iklim.Tak hanya itu, nelayan menjadi garda terdepan dalam menghadapi pengaruh perubahan iklim. Misalnya, kenaikan muka air laut, kerusakan terumbu karang, dan abrasi. Mereka harus menghadapinya demi memenuhi kebutuhan mereka.

Seperti yang dialami oleh Jefri, nelayan tradisional di Muara Angke, Jakarta Utara. Dalam tiga bulan terakhir, ia kesulitan untuk mendapat ikan. Jefri mengatakan, biasanya ikan melimpah saat April–Agustus. Akan tetapi, lanjutnya, saat ini hanya sekitar dua bulan saja untuk mendapat banyak ikan. “Sekarang nggak lama, paling dua bulan lebih saja. Kalau dulu, bisa sampai enam bulan,” ucap Jefri, Sabtu (19/11).

Ia pun hanya berserah diri saja jika tangkapannya tidak banyak seperti biasanya, sebab kondisi ikan di dalam laut tidak dapat diprediksi. “Kita juga tetap berusaha, tetapi namanya manusia tenaganya ada batasnya. Terus, rejeki di dalam air kan nggak ada yang tau,” pungkas Jefri, Sabtu (19/11).

Di samping kondisi tangkapan ikan yang berkurang, menurut Jefri, ada kelebihan yang ia petik, yaitu membuat harga ikan harian melonjak di pasar. Sebab permintaan di pasar semakin tinggi, namun jumlah ikan yang tersedia tidak banyak seperti biasanya.

Selain jumlah ikan yang berkurang, keselamatan Jefri pun terancam akibat perubahan cuaca yang tidak menentu. Demi menyelamatkan diri, Ia harus mengatur strategi dengan menepi ke pulau terdekat. “Di Muara Angke itu enaknya banyak perlindungan. Terus, walaupun perjalanan 3–4 jam, tetapi di sini ramai nelayan juga,” kata Jefri, Sabtu (19/11).

Meskipun kondisi laut seperti itu, tetapi tidak menggoyahkan pekerjaan lelaki 51 tahun tersebut. Ia akan tetap menjadi nelayan, sebab pekerjaan ini sudah ia kuasai sedari mudanya. “Kalau saya keterampilan cuma disitu (melaut). Memang semua orang ingin mengubah nasib, tapi kalau keadaannya begini susah,” tutur Jefri, Sabtu (19/11).

Berbeda dengan Karyoni, nelayan ikan lintas samudra—kapal besar yang berlarung langsung di laut lepas. Ia dengan awak kapal lainnya sedang memilah tangkapannya di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara. Dirinya mengaku, hasil tangkapannya tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan iklim karena jumlah ikan di laut lepas sudah dipastikan banyak. “Ini kan beroperasi di laut lepas, jadi ga berpengaruh oleh bulan atau cuaca. Pasti kita selalu dapat ikan,” ucap Karyoni, Minggu (27/11).

Walaupun begitu, dalam kurun waktu setengah bulan, Karyoni dan rekan-rekannya harus memastikan bahwa pelayaran yang dilakukannya aman. Maka sebab itu, saluran radio yang terhubung langsung dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mereka gunakan untuk menjadi acuan bagi nelayan.

Karyoni juga terkadang dilema dengan cuaca tahun ini. Perkiraan cuaca pun tidak mampu menjawab keresahannya, sehingga ia bimbang untuk pergi mencari ikan. “Terkadang satu minggu cuacanya baik, ternyata dua hari kemudian timbul angin kencang lagi,” tutur Karyoni, Minggu (27/11).

Selain itu, dalam mencari ikan Karyoni juga tidak menargetkan tangkapannya. Ia mengatakan, jumlah tersebut tergantung dari banyaknya ikan yang terjerat di pukat cincin yang mereka pasang. “Sesuai yang ada di jaring saja. kebetulan sekarang lagi musim ikan cakalang dan bibit tuna,” pungkas Karyoni, Minggu (27/11).

Reporter: Febria Adha Larasati

Editor: Nur Hana Putri Nabila

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Lawan Rasisme Demi Tegakan Keadilan Previous post Lawan Rasisme Demi Tegakan Keadilan
Menjawab Keruhnya Air Student Center Next post Menjawab Keruhnya Air Student Center