Membantah Magang Berkedok Perdagangan Orang

Read Time:4 Minute, 47 Second

Munculnya UIN Jakarta sebagai kampus penyalur ferienjob ke Jerman mengejutkan civitas academica. Dekan FST membantah adanya TPPO yang melibatkan mahasiswanya.


Ferienjob atau program magang di Jerman berujung mengerikan. Pasalnya, magang tersebut diduga terjerat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Tak disangka, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta masuk dalam 33 daftar Perguruan Tinggi yang terlibat.

Melansir dari Metro Tempo, Ferienjob menjadi program resmi di Jerman. Mahasiswa dapat bekerja di perusahaan selama liburan. Program tersebut juga terbuka bagi kampus mancanegara.

Tersandungnya UIN Jakarta

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Husni Teja Sukmana mengaku kaget dengan masuknya UIN Jakarta ke dalam daftar penyalur ferienjob terduga TPPO. Ia membenarkan bahwa sebanyak delapan mahasiswa Program Studi (Prodi) Agribisnis berangkat magang ke Jerman pada 2023.

Selama kedelapan mahasiswa melakukan magang, tak pernah sekalipun ia mendapat laporan kurang mengenakkan. Mulai dari keberangkatan hingga kembali ke Indonesia, semuanya sehat dan selamat.

Husni menjelaskan, para mahasiswa bisa berangkat ke Jerman berkat kolaborasi bersama Universitas Binawan. “Kami dengan Universitas Binawan memang memiliki hubungan kerja sama terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ucap Husni, Senin (1/4).

Mulanya, ferienjob ini ditawarkan kepada seluruh mahasiswa FST dan banyak mahasiswa yang tertarik. Akan tetapi, hanya mahasiswa Prodi Agribisnis yang akhirnya mengikuti. “Kami menekankan mahasiswa yang ikut ialah mereka yang sudah menyelesaikan perkuliahannya, tinggal menyusun tugas akhir,” jelas Husni.

Kepala Prodi Agribisnis, Rizki Adi Puspita Sari turut memaparkan proses seleksi yang dilalui oleh mahasiswa. Mereka harus sudah menyelesaikan semua perkuliahan serta tidak ada yang mengulang. “Kebetulan di Agribisnis, semester enam itu terakhir perkuliahan. Semester tujuh sudah tidak ada mata kuliah,” ungkapnya, Senin (1/4).

Selain itu, Rizki juga menyebutkan adanya pertemuan dengan orang tua melalui Zoom Meeting guna menjelaskan program ferienjob. Hal ini dimaksud untuk memberikan rasa aman kepada orang tua dan meyakinkan bahwa sang anak tetap berada dalam pengawasan kampus.

Dalam hal ini, UIN Jakarta tidak sendirian. Kampus berkolaborasi bersama Universitas Binawan yang sudah berpengalaman mengikuti ferienjob

Kolaborasi Antarkampus

Sesuai dengan Siaran Pers UIN Jakarta, Minggu (31/3), FST UIN Jakarta memiliki hubungan kerja sama dengan Universitas Binawan sejak 2022.

Tertarik dengan program ferienjob yang telah diikuti oleh Universitas Binawan, FST berinisiatif turut melibatkan mahasiswanya. Sebelum benar-benar menginformasikan kepada mahasiswa, pihak FST menelusuri setiap aspek dan pengalaman para alumni ferienjob.

Ternyata tidak semua kampus dapat menyalurkan mahasiswanya untuk mengikuti program tersebut, hanya terbuka kepada kampus yang terdaftar dan diizinkan oleh pemerintah Jerman. UIN Jakarta menjadi salah satunya.

Pihak FST berkomunikasi dengan Universitas Binawan terkait pendaftaran, penyeleksian, dan keberangkatan. “Jadi kami gak tau tentang perusahaan-perusahaan yang katanya bermasalah itu. Semuanya diurus oleh Universitas Binawan karena mereka sudah berpengalaman,” jelas Rizki.

Ketika ada pemberitaan awal terkait kasus ferienjob yang dikaitkan dengan TPPO, Rizki mengaku telah dihubungi pihak Universitas Binawan. “Katanya jangan kaget kalau nama kampusnya masuk,” ucap Rizki mengutip ucapan pihak Binawan kala itu.

Universitas Binawan langsung membuat laporan ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (LLDIKTI Kemendikbudristek) guna mengantisipasi. Namun, nama Universitas Binawan dan UIN Jakarta tetap keluar sebagai kampus yang terlibat ferienjob terduga TPPO.

Bantah Rumor Perdagangan Orang

AAS—salah seorang peserta ferienjob mengaku tak ada penyimpangan prosedur dari perusahaan. Ia bekerja di bagian logistik dengan mengatur barang yang akan masuk dan keluar serta mendatanya. Durasi magangnya dimulai sejak Oktober hingga Desember 2023.

Terkait dengan TPPO, AAS tidak setuju. Pengalamannya tidak sesuai dengan yang diberitakan oleh kebanyakan media. Dirinya tidak merasa dijebak atau dimanfaatkan, begitu pun dengan rekannya yang lain. Semua berkas yang disertakan juga bersifat legal.

Selain AAS, ada pula SA yang juga mengikuti ferienjob ke Jerman dari UIN Jakarta. Mulanya, ia mengetahui informasi ferienjob dari grup WhatsApp kemudian mendaftar ke dosen. Proses seleksi dilangsungkan sejak Maret 2023, meliputi pemberkasan yang harus dikirim ke Jerman dan mengurus visa. Selain itu, ada pula les bahasa Jerman yang diikuti oleh para calon peserta.

Merasa tidak ada tindak jual beli manusia atau hal merugikan lainnya membuat SA juga menyayangkan berita yang beredar. Semua hal yang dilakukan selama magang telah sesuai prosedur dan perjanjian awal dengan perusahaan.

Begitu pun dengan dosen keduanya, Rizki—Kaprodi Agribisnis membantah adanya tindak kejahatan dalam program magang tersebut. Dirinya selalu memantau kondisi para mahasiswa, baik melalui grup WhatsApp maupun Zoom Meeting.

“Ketika mahasiswa kembali ke Indonesia juga mereka senang. Ada kebanggaan karena bisa ke luar negeri, terlebih mereka menerima upah kerja yang cukup besar nominalnya,” ungkap Rizki, Senin (1/4).

Memang tidak semua mahasiswa mendapat tempat magang dalam lingkup Agribisnis. Namun, menurut Rizki, mahasiswa tetap mendapat ilmu baru. Sudah diinformasikan sejak keberangkatan, tujuan magang ini juga untuk menumbuhkan etos kerja dan kedisiplinan. Diharapkan juga mahasiswa dapat membuat tugas akhir berdasarkan pengalaman selama magang.

Laporan Kepada Rektorat

Saat nama UIN Jakarta mencuat, menurut Husni Teja—Dekan FST, Rektorat UIN Jakarta juga terkejut. Pasalnya pada Januari 2024 semua peserta magang telah menuntaskan pekerjaannya dan kembali ke Indonesia dengan selamat.

Mereka juga telah menghadap pihak Rektorat dan Pusat Karier UIN Jakarta untuk memaparkan laporan magangnya, Rabu (17/1) silam. Kondisi para mahasiswa selama di Jerman juga baik-baik saja, kecuali satu orang yang sempat jatuh sakit karena cuaca dingin di sana. Perawatan mahasiswa yang sakit tersebut dibantu oleh pihak Universitas Binawan yang berada di Jerman.

Husni menjelaskan tidak ada yang ditutupi sama sekali terkait dengan ferienjob ini kepada kampus ataupun orang tua. Semuanya bersifat terbuka. Komunikasi juga berjalan lancar, tidak ada penyitaan ponsel atau hal mengerikan lainnya yang merujuk pada TPPO.

Wakil Dekan FST Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, Khodijah Hulliyah meluruskan bahwa ferienjob merupakan upaya internasionalisasi yang juga sejalan dengan tujuan UIN Jakarta. Terlebih tidak ada paksaan dalam pelaksanaannya. Hal ini juga inisiatif mandiri FST dan telah diizinkan oleh Rektorat.

Saat ini UIN Jakarta masih terus berkomunikasi dengan Universitas Binawan. Rizki juga menenangkan para mahasiswa agar tidak terlalu resah dengan pemberitaan TPPO yang beredar.

Reporter: Nabilah Saffanah
Editor: Shaumi Diah Chairani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
100 %
Previous post Performa Buruk, Pengelola AIS Menyuruk
Next post Jemput Pakaian Jelang Lebaran