Peringati Hari HAM, Serukan Keadilan

Peringati Hari HAM, Serukan Keadilan

Read Time:1 Minute, 50 Second
Peringati Hari HAM, Serukan Keadilan

Karnaval Hari HAM Sedunia, wadah edukasi publik dan kilas balik peristiwa pelanggaran HAM masa lampau.


Lembaga Badan Hukum (LBH) Jakarta mengadakan Festival Suara Warga yang terlaksana di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Jakarta pada Selasa (10/12). Karnaval tersebut bertema “Menggugat Kezaliman Negara, Menghidupkan Perlawanan Warga, dan Melawan Koalisi Gentong Babi”.

Karnaval ini berlangsung dari kantor YLBHI Jakarta, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), dan kembali ke kantor YLBHI Jakarta. Momen ini menjadi kesempatan masyarakat untuk menyampaikan kritik terhadap berbagai bentuk kekerasan negara, mulai dari tindakan represif aparat, perampasan lahan, hingga pembungkaman berekspresi.

Berbagai kalangan masyarakat turut meramaikan karnaval ini, seperti nelayan, guru, petani, masyarakat adat, serta komunitas atau kelompok studi. Beberapa partisipan karnaval memberikan orasi dan memakai pakaian yang melambangkan profesi tertentu, salah satunya memakai pakaian petani.

Fadhil Alfathan, salah satu anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mengatakan, acara ini bukan hanya sekedar acara eksklusif, mereka turun ke jalan agar dapat menjadi wadah edukasi bagi publik. ”Acara ini sebagai refleksi atau sikap empati tentang situasi dan kondisi dalam pemenuhan HAM,” ucap Fadhil, Selasa (10/12).

Keprihatinan atas kondisi warga yang seolah-olah dalam bahaya menjadi alasan karnaval ini digelar. Tujuannya mendorong adanya kemajuan yang progresif terhadap HAM. “(Karnaval) ini juga sebagai salah satu cara yang kita lakukan, yang bertepatan pada hari HAM sedunia,” tambah Fadhil, Selasa (10/12).

Salah satu partisipan dari Kampung Bayam, Muhammad Furqon mengatakan, kinerja pemerintah yang lamban dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. Pemerintah seharusnya tidak mengkriminalisasi masyarakat dengan mudah.

Lanjut Furqon, masyarakat ingin menyorot kinerja pemerintah dalam melindungi HAM dan menyelesaikan kasus pelanggaran yang belum tuntas. “Acara ini adalah suatu nafas perjuangan kami yang begitu panjang sehingga kami harus turun ke jalan. Kami menganggap kalau ini rumah kami,” tegas Furqon, Selasa (10/12).

Selaras dengan Furqon, Rubi Kabak yang berasal dari Papua turut menyuarakan HAM dalam karnaval ini. Ia mengatakan, Hari HAM Sedunia menjadi kilas balik peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu sampai hari ini.

Ia juga menambahkan, jika rakyat Papua sering kali mendapatkan pelanggaran HAM. “Acara ini untuk memperingati dan mengingat kembali pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di masa lampau dan masa sekarang ini.” pungkas Rukab, Selasa (10/11).

Reporter: MFH

Editor: Rizka Id’ha Nuraini

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Kompak Berdampak, Demi Kelestarian Lingkungan Kelak Previous post Kompak Berdampak, Demi Kelestarian Lingkungan Kelak
Keterbatasan Fasilitas Hambat Kesempatan Disabilitas Next post Keterbatasan Fasilitas Hambat Kesempatan Disabilitas