Kurang Sosialisasi SEB Pada Tes Bahasa

Kurang Sosialisasi SEB Pada Tes Bahasa

Read Time:2 Minute, 3 Second
Kurang Sosialisasi SEB Pada Tes Bahasa

Berbagai macam kendala dirasakan mahasiswa baru dalam tes bahasa menggunakan aplikasi Safe Exam Browser (SEB). Mulai dari mahasiswa yang belum familier dengan aplikasi SEB sampai perangkat mahasiswa yang kurang mendukung.


Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan aplikasi Safe Exam Browse (SEB) untuk tes bahasa daring mahasiswa baru. Ketika memakai SEB, mahasiswa hanya bisa membuka soal ujian dan tidak dapat mengakses aplikasi lain dengan bebas di perangkatnya. Sistem pengerjaan tes bahasa menggunakan dua perangkat, laptop untuk mengerjakan soal dan telepon genggam sebagai alat pantau melalui Zoom Meeting.

Akan tetapi, sejumlah mahasiswa baru mengaku kesulitan mengakses SEB untuk tes bahasa. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam, Kania Amanda mengeluhkan kendala saat masuk akun SEB. Ia tidak berhasil masuk aplikasi, padahal dirinya telah mencantumkan email mahasiswa UIN Jakarta yang terdaftar. Akhirnya, pemindahan jadwal tes bahasa menjadi pilihannya karena sistem yang tak kunjung merespons. 

Ia  juga menambahkan, masih banyak temannya sesama mahasiswa UIN Jakarta yang terkendala. “Selain aku yang ada kendala login, banyak juga teman aku yang belum paham sistem SEB ini,” ujarnya, Jumat (8/11). 

Berbeda dengan kendala yang dialami Kania, mahasiswa Prodi Hukum Tata Negara, Cinta–bukan nama sebenarnya—terkendala ketika menginput nomor token. Ia mengajukan reschedule karena jadwal tes bahasa bentrok dengan agenda lain. Lalu, ia mendapatkan nomor token sebagai pengganti kata sandi. Akan tetapi, kata sandi tidak dapat digunakan padahal sudah sesuai jadwal yang diberikan.  “Saat memasukkan kode tokennya, malah dapat pemberitahuan token kadaluarsa,” tutur Cinta, Sabtu (9/11). 

Menanggapi keluhan mahasiswa, Ketua PPB UIN Jakarta, Kustiwan mengaku, pihaknya kekurangan waktu untuk sosialisasi penggunaan SEB kepada mahasiswa baru. Akibatnya, banyak keluhan masuk dari mahasiswa karena mereka kurang familier dengan aplikasi tersebut. Meski begitu, pihaknya tetap berusaha menyediakan pengawas untuk membantu kendala-kendala tersebut. “Para mahasiswa baru masih belum familier dengan SEB, dan kendala dari perangkat yang kurang mendukung,” ujarnya Selasa (26/11). 

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Kustiwan menjelaskan bahwa kendala tersebut tidak hanya dari kurangnya sosialisasi, melainkan ada juga dari pihak mahasiswa. Kemungkinan lainnya, perangkat device mereka yang kurang memadai untuk digunakan oleh sistem aplikasi SEB yang baru. 

Pada kendala reschedule, Kustiwan mengatakan pengadaan reschedule ada susunannya, tidak bisa langsung diadakan begitu saja. Harus ada pendataan dari mahasiswa baru yang bermasalah saat tes, lalu dilaporkan ke pihak universitas. “Pelaksanaan tes bahasa pada tahun ini cukup panjang, sekitar 20 hari dengan kurang lebih delapan ribu lebih mahasiswa baru di tahun 2024 ini,” tutup Kustiwan.

Reporter: NR
Editor: Shaumi Diah Chairani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Keterbatasan Fasilitas Hambat Kesempatan Disabilitas Previous post Keterbatasan Fasilitas Hambat Kesempatan Disabilitas
Jejak Kehadiran UIN Jakarta di Tengah Permukiman Next post Jejak Kehadiran UIN Jakarta di Tengah Permukiman