Dekan FSH Berbagi Cinta Bersama Maba

Read Time:1 Minute, 19 Second

UIN Jakarta, INSTITUT– Lagu anak-anak berjudul ‘Satu-Satu Aku Sayang Ibu’ yang diubah liriknya oleh Muhammad Amin Suma, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dengan menggunakan unsur FSH dan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dalam sambutan peresmian Orientasi Pengenalan Akademik (Opak) FSH yang diselenggarakan di Hall Student Center (SC), Jumat (30/8).
Suasana Opak FSH pun berlangsung meriah ketika dekan FSH tengah unjuk gigi. Amin kembali mengajak para maba dan panitia untuk mengikuti lagu yang  ia bawakan. Secara serentak panitia dan mahasiswa baru (maba) pun turut menyanyikan lagu yang komandoinya,

Satu-satu aku sayang ibu…

Dua-dua aku sayang bapak…
Tiga-tiga ku cinta FSH…    
Satu, dua, tiga sayang UIN Jakarta…

Tak hanya melalui lirik lagu, dalam sambutannya Amin juga mengajak mahasiswa untuk mencintai FSH yang memiliki visi unggul, handal, dan terdepan. Selain itu, Amin menambahkan, dalam mencintai dan mewujudkan Fakultas yang bersih, FSH tengah menggunakan konsep syariah dan mengamalkan bab thaharah.
Ia pun mengimbau kepada maba untuk turut serta dalam menjaga kebersihan FSH. Tak hanya peran mahasiswa, dosen pun turut menjaga kebersihan dengan tidak merokok ketika berada dalam kelas. “Sudah empat semester kami (FSH) tidak pernah mendengar aduan dari mahasiswa kalau ada dosen yang merokok,” jelasnya.
Nur Rahmat Farhan Jamil, maba jurusan Ahwal Syakhsiyyah, mengaku senang dengan sikap dekan FSH tersebut. “Seru banget, apalagi Pak dekannya, meskipun sudah tua tetep semangat, jadinya ikut semangat juga,” jelasnya, Jumat (30/8).
Turut hadir pula dalam acara peresmian Opak Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan Sudarnoto Abdul Hakim, Wakil Dekan (Wadek) I Bidang Akademik Ahmad Mukri Aji dan staf pengajar lainnya. (Nurlaela)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tradisi “Perpeloncoan” MOS Tak Relevan
Next post Institusi Pendidikan Bukan Hotel Prodeo