Pakar Pendidikan Bicara Kesehatan

Read Time:3 Minute, 0 Second

ppsuika.ac.id



Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI), Abuddin Nata merupakan pemikir yang telah banyak dikenal karena buku-bukunya. Pria ini telah menulis sekitar 50 buku di usianya yang menginjak ke-60. Tak heran, latar belakang Abuddin yang berasal dari dunia tarbiah membuat karya-karyanya berisi tentang pendidikan.

Tak hanya di Indonesia, buku-bukunya pun telah beredar hingga ke luar negeri seperti Prancis, Belgia, dan Australia. Ia juga banyak dikenal karena konsep pemikirannya yang mengadopsi pemikiran Ibnu Sina. Lalu pada 2004, ia menulis buku tentang kesehatan, bidang keilmuan yang sama sekali berbeda dari keahliannya.

Lahir pada 2 Agustus 1954 di Bogor, Abuddin mulai bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wajib Belajar di Nagrog pada 1968.  Ia lalu sekolah di pondok pesantren Nurul Ummah hingga tahun 1972. Kemudian melanjutkan studinya di Universitas Islam Negeri (UIN)  Jakarta, setelah sebelumnya mondok di pesantren Jauharatu Naqiyah, Serang, pada 1974.

Ketika duduk di bangku kuliah, Abuddin telah menulis di berbagai surat kabar. Di antaranya, Harian Umum Merdeka, Harian Umum Pelita, Majalah Panji Masyarakat, dan Majalah Mimbar Ulama. Abuddin mengaku, kebiasaan menulis inilah yang menjadikannya banyak menulis buku ketika sudah lulus kuliah pada 1979.

Pada 1980, Abuddin bergabung dalam Proyek Kelangsungan Hidup Anak (PKHA) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI). Dalam program ini, ia bekerja dalam sektor pengembangan wawasan. Program ini juga bekerjasama dengan UNICEF, organisasi dunia yang memberikan bantuan kemanusiaan khususnya kepada anak-anak.

Dalam proyek itu, peserta Visiting Post Doctorate Program di Kanada ini bertemu dengan banyak dokter yang menangani kasus kematian ibu dan bayi dalam proses kelahiran. Di sana ia banyak berdiskusi tentang kesehatan dan kedokteran. Latar belakang Abuddin yang berasal dari pendidikan Islam, membuatnya tertarik untuk menulis buku tentang pemikiran Islam dalam kesehatan.  

Hingga akhirnya pada 2004, Abuddin menulis buku berjudul Perspektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran. Buku itu ia tulis sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan yang muncul mengenai perbedaan fakultas kedokteran di universitas Islam dengan universitas umum. 

Abuddin memaparkan fakultas kesehatan di universitas Islam sendiri memiliki wawasan keislaman. Hal itu yang menjadi pembeda antara keduanya. Lambat laun, kemunculan buku ini mendapat respon yang baik dari kalangan mahasiswa.

Ia juga mengatakan, buku terbarunya tersebut bukan merupakan integrasi antara ilmu umum dan ilmu agama. “Saya ingin menunjukkan islam juga punya konsep. Bukan ilmunya di mix, tetapi di sini saya ingin menunjukkan dalam Al-Quran pun ada wilayah yang berbicara mengenai hal tersebut (kedokteran),” ujar pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) orsat Ciputat pada 1996 ini, Selasa (7/1).

Abuddin mengaku tidak mengalami kesulitan dalam menulis buku ini, meskipun kedokteran dan kesehatan bukan bidang yang ditekuninya. Hal ini membuatnya siap untuk menulis buku tentang ilmu-ilmu umum lainnya. Kendati demikian, ia menyadari masih banyak kekurangan dalam buku tersebut. 

“Saya ini tamatan Pendidikan Guru Agama (PGA), semua ilmu diajarkan. Saya siap jika harus menulis tentang semua ilmu. Sosiologi pendidikan, psikologi pendidikan, dan lainnya,” tegas Abuddin ketika ditemui di ruangan dekanat FDI.

Di samping itu, ia juga menyatakan ilmu umum diperlukan sebagai ilmu bantu dalam menerapkan ilmu agama yang telah didapat. Jika tidak menguasai ilmu umum, seperti sosiologi, psikologi, dan lainnya, mustahil para pelajar muslim dapat mengaplikasikan suatu bidang ilmu. 

Ia menuturkan, Ibnu Sina pun mempelajari buku-buku kesehatan dan kedokteran Cina. Dengan begitu, dia bisa mengembangkan pemikirannya. Tanpa melakukan hal tersebut, mustahil ia dapat menulis buku-buku yang hingga sekarang bisa dikenal.

Sebelumnya, buku-buku yang sudah Abuddin tulis yaitu Sejarah Agama (1989), Ilmu Kalam (1989), Al-Quran dan Hadits (1994), Filsafat Pendidikan Islam (1995), Akhlaq Tasawuf  (1996), Metodologi Studi Islam (1997), Tema-tema Pokok Al-Quran (empat jilid), Modul Kapita Selekta Pendidikan Islam (1996), dan lain sebagainya. (Nur Hamidah)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Peran Mahasiswa dalam Politik 2014
Next post Gema Jabar, Bangkitkan Identitas Kultural Sunda