Ketika Pengamen Jalanan Berpuisi

Read Time:2 Minute, 14 Second

“Ini calon-calon Presiden RI tahun 2045. Lihat wajah mereka, dulu Ir. Soekarno mukanya mirip mereka,” ujar Anne Matahari ketua komunitas Sastra Kalimalang, memberi sedikit banyolan. Sebelum melantunkan lagu, Anne memperkenalkan Suku Anak Kulit Muka Berminyak kepada penonton.
Seusai diskusi terbuka pada Jumat (4/7) sore lalu, pembawa acara memanggil Suku Anak Kulit Muka Berminyak untuk tampil sebagai penghibur. Suku Anak Kulit Muka Berminyak adalah sebuah kelompok musik bentukkan komunitas Sastra Kalimalang yang anggotanya terdiri dari pengamen jalanan. Satu per satu anggota Suku Anak Kulit Muka Berminyak memasuki ruang Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki. Sambil membawa alat musik, mereka berjalan menuju posisi masing-masing.
Empat orang anak laki-laki berdiri di belakang dengan bongol yang diselempangkan di pundak. Bongol adalah alat musik pukul yang sering dipakai oleh pengamen musik jalanan. Alat musik ini terdiri dari dua buah paralon berbeda ukuran yang dikaitkan menjadi satu. Bagian atas paralon diberi karet ban yang akan berbunyi saat dipukul dengan tangan.
Tiga anak laki-laki di sebelah kiri memegang alat musik. Salah satu di antara mereka memainkan kecrek yang terbuat dari botol yang diisi beras. Sementara dua lainnya memainkan ukulele. Di tengah mereka, seorang anak laki-laki tuna netra duduk di sebuah kursi sambil memangku gitar bass berwarna merah. Sementara itu, di sisi kanan ada Anne yang menggendong gitar akustiknya dan di sisi kiri ada seorang anak pemain ukulele bernama Rizky.
Suku Anak Kulit Muka Berminyak tampil dengan sederhana dan apa adanya. Mereka memakai baju hitam polos ditambah kaki yang hanya beralaskan sandal jepit. Beberapa di antara mereka memakai ikat kepala dari kain batik berwarna cokelat.
Suku Anak Kulit Muka Berminyak membawakan lagu dari syair puisi karangan Abdul Hadi W.M. berjudul Tuhan Kita Begitu Dekat. Intro lagu dimulai dengan permainan gitar akustik, bass, dan ukulele. Kemudian disusul oleh pukulan bongol yang diwarnai dengan bunyi kecrekan.
Alunan musik mereka mengisi ruangan, Rizky mulai menyanyikan bagian solonya sembari memainkan ukulele. Puisi Tuhan Kita Begitu Dekat dibalut dengan iringan musik mampumenyajikan tontonan yang menghibur.
Tuhan, kita begitu dekat seperti api dengan panas. Aku panas dalam apimu. Tuhan,kita begitu dekat seperti kain dengan kapas. Aku kapas dalam kainmu. Tuhan,kita begitu dekat seperti angin dan arahnya. Kita begitu dekat.
Itulah sepenggal lagu yang dilantunkan Rizky dengan ekspresi yang mampu menyentuh hati para pengunjung di Galeri Cipta II malam itu. Suku Anak Kulit Muka Berminyak mampu memanjakan telinga penonton. Kepiawaian mereka di atas panggung tak diragukan lagi lantaran sejak kecil anak-anak Suku Anak Kulit Muka Berminyak sudah belajar musik. Kemampuan bermusik mereka selalu terasah saat mengamen. “Kita lahirnya memang sudah dari musik. Keluarnya aja dari gitar,” gurau Acek Suryana salah satu anggota Suku Anak Kulit Muka Berminyak, Jumat (4/7).
JK

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Minat Mahasiswa Dalam Membaca Buku Kajian Ilmiah Masih Rendah
Next post Buka Sejak Dulu, UIN Tak Fasilitasi Mahasiswa Difabel