Menjadi seorang interpreter merupakan hal yang luar biasa. Pasalnya, untuk menerjemahkan sesuatu, seorang interpreter harus menguasai dengan benar mengenai masalah yang akan diterjemahkan seperti dalam konferensi. Hal tersebut disampaikan Penerjemah Eksekutif Arab untuk Presiden, Abdul Wadud Kasyful Anwar dalam acara Studium General dengan tema Menjadi Enterpreteur Profesional.
Read Time:1 Minute, 40 Second
Abdul juga mengatakan, untuk menjadi interpreter yang profesional, seseorang harus mempelajari bahasa yang ingin ditekuni dengan sungguh-sungguh. Seperti, rutin membaca koran atau majalah berbahasa asing, serta sering mendengarkan radio lalu langsung menerjemahkan ke bahasa asing. “Kita harus ‘gila’ dengan bahasa yang ingin dipelajari,” ujar Abdul, Selasa (7/4).
Tak hanya itu, lanjut Abdul, ketika menemukan kata yang sulit, sebaiknya langsung dicatat dan dicari padanannya. Hal itu bertujuan untuk menambah kosa-kata yang sudah dimiliki. Berinteraksi langsung dengan masyarakat yang menggunakan bahasa asing juga dapat menambah kosa-kata baru yang tidak akan ditemukan di kamus.
“Berinteraksi langsung dengan masyarakat sangat ampuh untuk menambah vocabulary yang kita miliki,” paparnya.
Salah satu peserta Studium General, Kholis menganggap, masih ada mahasiswa Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta yang membatasi bergaul dengan masyarakat yang menggunakan bahasa asing. “Sementara langkah konkret untuk menjadi interpreter profesional adalah berinteraksi langsung dengan masyarakat,” tukas Kholis, Selasa (7/4).
Menanggapi pernyataan Kholis, Abdul menjelaskan, interaksi tak melulu berdialog dengan orang. Melainkan, cukup mendengarkan orang yang sedang berbicara, lalu mencatat dan menerjemahkannya. “Kalau tidak bisa berdialog, cukup menyapa dengan bahasa asing, kalau tidak bisa juga cukup dengan mendengarkan,” tambahnya.
Dalam acara yang digelar di Teater Prof. Bustami Abdul Ghani FAH UIN Jakarta, Selasa (7/4). Abdul berharap agar mahasiswa Jurusan Tarjamah dapat menjadi interpreter profesional dan bisa mengikuti jejaknya menjadi penerjemah kepresidenan. Selain itu, ia juga ingin pihak Jurusan Tarjamah dapat mengutus mahasiswanya menghadiri setiap konferensi agar terbiasa menerjemahkan.
Ketua pelaksana, Hasin Abdullah berharap Jurusan Tarjamah bisa terus berinovatif dan mendunia, sesuai dengan visi jurusannya. Tak hanya itu, acara yang diadakan dalam rangka memeringati ulang tahun Jurusan Tarjamah ke-18 juga bertujuan untuk mengenalkan Jurusan Tarjamah pada publik.
Aci Sutanti
Average Rating