Berkah Ramadan dari Fathullah

Read Time:2 Minute, 15 Second

Ragam kisah unik mahasiswa saat berburu takjil dan kupon makanan di Fathullah. Mulai dari mengorbankan waktu kuliah hingga kehilangan sandal.


Bulan Ramadan yang datang setahun sekali membuat umat Islam antusias dalam menunaikan ibadah puasa. Masjid-masjid lebih ramai jamaah hingga tercipta suasana penuh berkah dan kehangatan. Tak hanya untuk menunaikan salat berjamaah, tetapi juga berbagi kebaikan dengan sesama, seperti berbagi takjil maupun makanan.

Menjelang waktu berbuka, Masjid Fathullah ramai mahasiswa. Adanya pembagian takjil dan kupon iftar menjadi salah satu penyebabnya. Masjid yang berlokasi di seberang Kampus Satu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyediakan 250–500 kupon makanan per hari. Kupon mulai dibagikan pada jamaah pada 17.30 WIB, setelah itu dapat ditukarkan selepas salat Magrib berjamaah.

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ekonomi Syariah Saiful Arifin menjelaskan, niat utama datang ke Masjid Fathullah untuk berburu takjil dan nasi kotak. Selama menunggu pembagian kupon, ia kerap tadarus Alquran di masjid itu.

Kegiatan berburu takjil menciptakan cerita unik di baliknya, Arifin mengorbankan waktu kuliah supaya tepat waktu untuk mengambil kupon. Hal tersebut dilakukannya lantaran masjid itu menyediakan makanan kesukaannya. Menu yang sering disediakan oleh panitia Fathullah berupa nasi, telur dan sayur. Menu tersebut merupakan hal yang wajib, berseling dengan daging ayam dan ikan. 

Selain itu, Arifin juga menyoroti kemacetan yang terjadi di ruas-ruas jalan Ciputat. Baginya, itu merupakan sebuah ciri khas selama mengamalkan bulan Ramadan di wilayah tempatnya berkuliah ini. “Sehingga, kemacetan tadi memiliki kenikmatan tersendiri,” ujarnya, Senin (25/3).

Tak kalah menarik, mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris Syamsa Farhatul Muhayyaa mengaku menerima nasib apes ketika berburu takjil dan nasi kotak. Suatu hari, ia tidak mendapat kupon iftar di Fathullah. Saat berniat membeli makanan di sekitar masjid, sandal yang ia pakai hilang. “Akhirnya aku beli sendal jepit di warung. Untuk pertama kalinya ngerasain sandal ilang di masjid,” tutur Syamsa, Senin (25/3).

Syamsa yang merupakan anak rantau juga sesekali mengajak teman kosnya untuk berburu takjil dan makanan gratis di Fathullah.  Nyatanya, tak hanya sekali itu ia tidak mendapat kupon iftar gratis. “Sudah lima kali kesini tapi cuman dua kali aku kebagian kupon,” ujarnya sembari terkekeh.

Berbeda dengan Syamsa dan Arifin, Mahasiswa Magister Manajemen Dakwah, Syifani Wirianisa menuturkan, tujuan utama pergi ke Masjid Fathullah yakni menunaikan salat Tarawih. Kerap kali dirinya mendapat nasi kotak, namun baginya itu hanya bonus. Ia lebih sering berangkat ke Fathullah seorang diri, kemudian mendapat teman ketika sudah berada di Fathullah. 

Menurutnya, selama  Ramadan mayoritas masjid memberikan takjil dan nasi kotak gratis untuk jamaah. Bukan hanya di Fathullah, berbagi takjil juga diselenggarakan banyak masjid.

“Kemeriahan di  Ramadan tahun ini begitu berkesan, ramainya mahasiswa yang masih melakukan aktivitas kuliah. Menciptakan kehangatan tersendiri,” ungkap Syifani, Senin (25/3).

Reporter: FH

Editor: Nabilah Saffanah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kekerasan Seksual Abadi Tanpa Regulasi
Next post Performa Buruk, Pengelola AIS Menyuruk