Read Time:1 Minute, 58 Second
|
(dok : Internet) |
Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra, mendapatkan Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) ke XIII 2015 atas karyanya di bidang pemikiran sosial. Ia menjadi satu-satunya penerima penghargaan tersebut dari UIN Jakarta. Azra dinilai telah menyumbang banyak pengetahuan keislaman yang mengalir dari satu kawasan ke kawasan lain.
Selain Azra, terdapat lima tokoh lainnya yang meraih PAB ke XIII ini. Di antaranya adalah Ahmad Tohari (kesusasteraan), Kaharuddin Djenod (bidang teknologi), Suryadi Ismadhi (sains), Tigor Silaban (kedokteran/kesehatan), dan Suharyo Sumowidagdo (ilmuwan muda berprestasi).
Di bulan yang sama, Azra pun meraih penghargaan lain, yakni Sarwono Memorial Lecture. Penghargaan ini diberikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam rangka ulang tahunnya yang ke-48. Azra dinilai sebagai sosok akademisi, birokrat, tokoh agama dan kemanusian yang telah berkontribusi membangun hubungan baik antar agama nasional dan internasional.
Konsistensinya dalam menulis diakuinya sebagai kunci atas berbagai pengahargaan yang ia dapat selama ini. “Kosistensi serta kereguhan hati dalam menulis yang selama ini selalu saya terapkan, tak ada alasan untuk tak berkarya,” katanya saat ditemui di PPIM, Senin (31/8).
Sebaliknya, ia menyayangkan kalangan akademis yang tidak produktif hanya karena alasan menduduki jabatan birokrat tertentu. “Banyaklah di UIN Jakarta,” katanya. Menurut Azra, menduduki jabatan tertentu, tidak harus menjadi alasan untuk tidak menghasilkan karya. Terbukti, saat menjadi rektor, Azra bahkan pernah menerbitkan enam buku di tahun yang sama.
Hingga kini, puluhan penghargaan telah diterimanya. Di antaranya Bintang Maha Putra Utama (2005), Fukuoka Prize (2014), The Commander of the Order of the British Empire (CBE) pada 2010, dan lain sebagainya. Oleh Penerbit Mizan, pada 2010, Azra pun dinobatkan sebagai penulis paling produktif. Hal ini, membuktikan bahwa pria kelahiran Lubuk Alung, Sumatera Barat ini adalah salah satu tokoh di UIN Jakarta yang paling sering menerima penghargaan.
Tak hanya karyanya dalam bidang pemikiran sosial. Azra pun mendapatkan berbagai penghargaan karena aktifitasnya sebagai pengamat politik. Dirinya pernah mendapatkan penghargaan sebagai pengamat politik paling objektif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Sempat banyak yang menentang juga, tapi kan ini peghargaan, maka kita terima saja, masa kita menolak orang yang mau menghargai kita,” tutur pria kelahiran 1955 ini.
Kini, setelah tak lagi menjabat sebagai direktur Pascasarjana UIN Jakarta ia tetap menjalani aktifitasnya sebagai Guru Besar di UIN Jakarta. Meski begitu, karya dan aktifitasnya di dalam dan luar negeri pun tak berkurang. “Pokoknya tetap konsisten dalam menulis dan berkarya,” pungkasnya.
Erika Hidayanti & Thohirin
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating