Swastanisasi Pengelolaan Parkir

Read Time:1 Minute, 55 Second
Manajemen parkir online yang diikuti perubahan tarif parkir di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Rapat yang digelar untuk membahas persoalan parkir pun tak kunjung usai. Hingga saat ini, Jumat (19/2), terhitung sudah kali ke empat rapat digelar untuk membahas topik yang sama. Berbagai kritik dan saran pun berdatangan dari para mahasiswa yang diwakili oleh Senat Mahasiswa (SEMA), Dewan Mahasiswa (DEMA), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
 
Tarif Rp 1000 yang ditarif Gerbang Berkah (GB) Parking UIN Jakarta untuk sepeda motor dan Rp 2000 untuk mobil dianggap memberatkan mahasiswa. Terlebih, bagi mahasiswa yang memiliki kegiatan di kampus dan harus bolak-balik masuk keluar kampus.

Baca: Bongkar Pasang Lahan Parkir
Oleh karena itu, mahasiswa menuntut tarif parkir tetap Rp 1000 untuk beberapa kali masuk. Dengan kata lain, mahasiswa bisa bebas bolak-balik dalam sehari hanya dengan membayar tarif Rp 1000. Sayangnya, tuntutan ini dibantah oleh pihak GB Parking.
Direktur Utama GB Parking, Firdaus menjelaskan, Awalnya, tarif Rp 1000 hanya bisa digunakan untuk dua kali balik dalam sehari karena tiap setruk parkir dikenakan biaya. “Kalau tarif Rp 1000 untuk beberapa kali dalam sehari, kita rugi karena tiap setruk parkir yang diambil itu ada biayanya,” jelasnya, Jumat (19/2).
Akan tetapi, tarif parkir Rp 1000 untuk sepeda motor belum ditetapkan selama masa uji coba. Waktu itu diperkirakan mulai awal Maret sampai akhir Maret. Jadi, tarif baru akan diberlakukan mulai April mendatang.
Menjawab keluhan mahasiswa terkait tarif parkir, pihak GB Parking menawarkan kartu berlangganan parkir. Jadi, mahasiswa tidak membayar tarif secara tunai, tapi melalui kartu dengan biaya Rp 17.500 tiap 20 hari.
Namun, pengisian ulang kartu berlangganan menimbulkan keresahan mahasiswa. Salah satunya Ketua Komunitas Mahasiswa Fotografi (KMF) Kalacitra, Abdullah Mahfud. Ia mengaku resah terjadinya antrean panjang ketika mengisi ulang kartu langganan parkir. “Kira-kira, loket pengisian kartu parkir nanti ada berapa?,” tanyanya pada pihak GB Parking, Jumat (19/2).

Selain itu, rapat yang bertempat di Ruang Sidang Utama gedung Rektorat juga menghasilkan perbedaan akumulasi keluar masuk kampus bagi mahasiswa biasa dengan mahasiswa yang juga sebagai aktivis kampus, misalnya anggota SEMA, DEMA, dan UKM. Nantinya, meski membayar tarif yang sama, para aktivis kampus dapat memanfaatkan tarif Rp 1000 untuk tiga atau empat kali masuk. Sedangkan bagi mahasiswa biasa, tarif Rp 1000 hanya dapat digunakan satu kali masuk.

Arini Nurfadilah

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Skenario DPR dalam Revisi UU KPK
Next post Dawai Kezuhudan