Read Time:1 Minute, 58 Second
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa Foreign Languages Association (FLAT) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menggelar Flaternity. Acara hiburan budaya tahunan ini bertema “Balancing Love of Foreign and Local Culture” yang sekaligus sebagai pengukuhan anggota. Pergelaran ini bertempat di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Sabtu (13/5).
Tak hanya hiburan budaya, juga ada seminar bertema “Wujud Nyata Pemuda dalam Menyeimbangkan Kecintaan pada Budaya Nasional dan Internasional.” Rosmala Sari Dewi (koreografer) dan Ahmad Fuadi (penulis Novel Negeri 5 Menara) hadir sebagai narasumber.
Rosmala mengungkapkan, kaum muda seharusnya tidak hanya mengagungkan budaya asing, tapi juga bangga kepada budaya lokal. Hal ini dilakukan demi menjaga identitas bangsa. “Banggalah dengan budaya Indonesia,” tuturnya.
Wanita yang akrab dipanggil Kak Mala ini menambahkan, pengalaman sangatlah dibutuhkan, salah satunya dengan mengadakan festival yang membutuhkan pengeluaran uang pribadi. “Yang penting dapat pengalaman,“ tambahnya.
Bukan hanya seminar dengan narasumber kompeten, tapi juga berbagai macam hiburan. Zapin Dance dan Drama Purbasari and The Beast ditampilkan. Tak ketinggalan, penampilan Social Welfare Percussion dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang memanfaatkan barang bekas seperti kaleng bekas, botol kaca bekas, serta drum bekas sebagai alat musik.
Di penghujung acara, fashion show oleh anggota FLAT yang terangkum dalam sesi Flaternity Culture Show turut memeriahkan acara. Sesi ini menonjolkan identitas Indonesia serta negara lain di berbagai belahan dunia. Kekentalan nilai budaya disajikan dalam bentuk busana, seperti adat Lampung, Jawa, Arab, Korea, Spanyol, dan lain-lain.
Ketua Umum UKM Bahasa FLAT Alif Waisal mengungkapkan, acara Flaternity telah menjadi agenda rutin setahun sekali. Tujuannya sebagai ajang eksistensi FLAT di UIN Jakarta, serta pengukuhan anggota. “Kami mengundang orang tua, pengurus, serta senior yang tergabung dalam Ikatan Anggota Istimewa FLAT,” tuturnya, Sabtu (13/5).
Terkait pemilihan tema, Alif menambahkan, berdasarkan kepedulian terhadap pentingnya keseimbangan budaya lokal dan budaya asing. Kaum muda zaman ini lebih menguasai bahasa asing daripada bahasa lokal. Terang saja hal ini menimbulkan disintegrasi terhadap pelestarian budaya lokal. “Kadang kita suka budaya asing berlebihan, sedangkan budaya lokal kita lupakan,” tambah Alif.
Salah seorang peserta, Sintia mengaku sangat tertarik dengan acara ini. Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) ini beralasan karena sesuai dengan kesukaannya terhadap budaya dan bahasa. Hal senada diungkapkan Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, FITK Selina. Ia menilai budaya merupakan sesuatu yang sangat penting. “Acara ini mampu menggabungkan dua kebudayaan tanpa menghilangkan budaya kita sendiri,” tandas Selina.
SHR
Average Rating