
Mahasiswa PPG tak banyak berpartisipasi dalam kegiatan Ormawa. Kendala tenaga, biaya, dan waktu menjadi faktor pendukungnya.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki beberapa lokasi perkuliahan yang terpisah. Salah satunya yaitu Kampus Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang terletak di Bojongsari, Kota Depok. Kampus PPG, memiliki jarak kurang lebih 10 kilometer dari Kampus 1 UIN yang menjadi lokasi sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas maupun Universitas.
Kegiatan yang bisa dilakukan di Kampus PPG hanyalah kegiatan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Sementara itu, kegiatan lain seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Dewan Mahasiswa (Dema), Senat Mahasiswa (Sema), dan Lembaga Semi Otonom (LSO) tidak terselenggara di Kampus PPG. Padahal, melansir dari lpminstitut.com, Salamah Agung menjelaskan, Kampus PPG memiliki potensi besar untuk mengaktifkan kegiatan LSO mengingat ketersediaan tempat dan ruangan cukup memadai. Namun anggaran yang kecil membuat fasilitas di Kampus PPG kurang memadai.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Sifa Alfadila mengeluhkan keberadaan Kampus PPG yang jauh dari Kampus UIN Jakarta lainnya. Hal itu menjadi alasannya tidak mengikuti UKM maupun ormawa lain yang kegiatannya sering berlangsung di Kampus 1. “Mungkin kalo gue di Kampus 1 gue bakal ikut UKM sih, selain itu gue juga pulang-pergi jadi bakal capek banget,” ujarnya, Kamis (7/11).
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Rekhael Ramadhanish mengatakan, mahasiswa di Kampus PPG dituntut mengeluarkan usaha lebih untuk mengikuti kegiatan mahasiswa di Kampus 1 UIN Jakarta, seperti tenaga, biaya dan waktu. “Soalnya uang transportasi bener-bener nguras banget,” ungkap anggota UKM Bahasa Foreign Languages Association (FLAT) itu, Minggu (10/11).
Rekhael sangat berharap, kegiatan mahasiswa sesekali juga diadakan di Kampus PPG agar tidak terkesan sepi dan mati. ”Mungkin seperti beberapa kegiatan bisa lah di Kampus PPG supaya enggak terkesan terbengkalai dan enggak ada isinya,” ujarnya,
Sependapat dengan Rekhael, anggota Dema Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Ubaid—bukan nama sebenarnya—mengungkapkan, mahasiswa PPG harus mengeluarkan usaha lebih untuk eksis di kegiatan mahasiswa menurutnya, mahasiswa perlu mengalokasikan waktu lebih banyak untuk perjalanan, kemudian merencanakan moda transportasi agar sesuai dengan jadwal kegiatan. Selain itu, mereka juga perlu menjaga stamina agar tetap fit, sebab hal itu pasti menguras tenaga.
Pengeluaran untuk transportasi juga bisa jadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan mengingat jarak kampus yang cukup jauh. Maka dari itu, Ubaid juga berharap kegiatan mahasiswa juga bisa terlaksana di PPG. “Sekali pulang-pergi bisa Rp 26 ribu jika naik angkutan umum,” jelasnya, ketika diminta tanggapan melalui WhatsApp, Minggu (10/11).
Reporter: RM
Editor: Shaumi Diah Chairani