Memahami Nilai Budaya Lewat Pameran Seni

Memahami Nilai Budaya Lewat Pameran Seni

Read Time:2 Minute, 34 Second
Memahami Nilai Budaya Lewat Pameran Seni

Banyak masyarakat yang salah kaprah terhadap arti dari sebuah keris. Pameran Keris Nusantara hadir guna meluruskan dan memberitahu arti serta nilai yang terkandung pada keris.

Museum Nasional Indonesia (MNI) menyelenggarakan Pameran Pesona Keris Nusantara. Pameran ini melibatkan banyak pihak, seperti Cukup Cakap Project, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Indonesian Heritage Agency (IHA), serta tak luput berkolaborasi dengan Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). 

Pameran ini telah dibuka secara langsung pada Minggu (24/11) oleh Fadli Zon selaku Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, dan mulai dibuka untuk umum sejak Selasa (26/11) hingga Selasa (31/12).

Tim Pesona Keris Nusantara, Eka Septiawan menjelaskan, tujuan utama dari pameran ini sebagai edukasi untuk masyarakat. Karena selama ini, masyarakat mengganggap keris sebagai benda mistis. “Pameran ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa sebenarnya keris merupakan peninggalan sejarah atau budaya, bukan hanya sebagai benda mistis. Juga sebagai ciri khas dari setiap kerajaan atau daerah,” jelas Eka, Selasa (14/12). 

Eka menambahkan, kategori keris yang dipamerkan pun beragam, mewakili dari setiap provinsi. Bahkan, sebagian besar keris merupakan koleksi individu. “Keris yang dipamerkan di sini bermacam-macam, kurang lebih jumlahnya seratus artefak,” ungkapnya. 

Tak luput, Eka berharap masyarakat lebih terbuka pandangannya terhadap benda-benda peninggalan sejarah lainnya, tidak hanya keris saja. “Untuk keris sendiri, saya berharap masyarakat mampu menilai suatu benda ini sebagai seni dari peninggalan kerajaan atau zaman dahulu. Tidak hanya menilai dari segi mistisnya saja,” ungkapnya.

Waluyo, salah satu pengunjung mengaku takjub saat mengunjungi pameran tersebut. Ia merasa pameran ini sangat menyeluruh dan tidak hanya berasal dari Pulau Jawa, melainkan dari seluruh Indonesia. “Ternyata bukan hanya dari Pulau Jawa saja, tadi ada yang dari Kalimantan, Sumatra, bahkan Kutai. Sangat menyeluruh, memang cerminan Indonesia sekali,” ujar Waluyo, Selasa (14/12).

Waluyo berharap pameran-pameran seperti ini harus dilangsungkan lebih banyak lagi. Menurutnya, masyarakat banyak yang menyukai pameran seni, tetapi tidak cukup tujuan destinasinya. “Saya awalnya sama sekali tidak tahu adanya pameran ini. Tadi saat masuk langsung takjub, wah banyak sekali ternyata, sampai saya foto satu-satu,” tutur Waluyo.

Sama halnya dengan Ervin, sebagai pengunjung ia juga terkesan pameran ini. “Pameran seperti ini sangat bermanfaat untuk mengetahui sejarah atau warisan budaya. Supaya kita tahu Indonesia itu sebenarnya kaya akan warisan budaya,” jelas Ervin, Selasa (14/12). 

Tak sendirian, Ervin berkunjung bersama buah hatinya. Ia mengaku tertarik untuk mempelajari dan memperkenalkan warisan atau budaya kepada sang buah hati. “Pertama kali memang motivasinya untuk jalan-jalan saja sebenarnya. Tetapi kelihatannya putri saya ini suka dan tertarik, ya sudah saya ajak ke sini,” kata Ervin. 

Menurutnya atmosfer museum yang dahulu seram, gelap, dan kusam dapat diselaraskan mengikuti zaman. Dengan begitu, anak muda menjadi lebih tertarik, walau hanya sekadar berfoto ria. “Kalau seperti ini saya suka, walaupun desain bangunannya agak kolonial. Namun, pencahayaan di sini bagus sehingga membuat anak muda jadi lebih tertarik,” puji Ervin.

Terakhir Ervin menyarankan, saat ini pameran-pameran harus dikemas dan digalakkan, terutama yang mempunyai sejarah. Dengan begitu dapat menumbuhkan daya tarik untuk generasi muda. “Seperti sekarang ini zaman media sosial ya. Jadi, branding-nya bisa lebih ditingkatkan lagi, supaya relevan dengan zaman sekarang,” pungkasnya. 

Reporter: NF
Editor: Nabilah Saffanah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Langkah Tegas Menumpas Doxing Previous post Langkah Tegas Menumpas Doxing
Jarak Jauh Hambat Kegiatan Mahasiswa  PPG Next post Jarak Jauh Hambat Kegiatan Mahasiswa  PPG