Demi Memberikan Pelayanan Terbaik

Demi Memberikan Pelayanan Terbaik

Read Time:2 Minute, 44 Second

 

Demi Memberikan Pelayanan Terbaik

Berprofesi sebagai nakes memiliki suka duka tersendiri dalam menghadapi pasien. Kisah kemanusiaan yang dibagikan dan cara mengatur waktu menjadi inspirasi wanita masa kini.


22 Desember menjadi perayaan hari Ibu di Indonesia. Sebagai seorang ibu dan bidan di RSUD Sunan Kalijaga Demak sekaligus nakes (tenaga kesehatan) di masa pandemi, tentu memiliki tantangan tersendiri bagi Suaidah Dwi Agustin. Menurutnya profesi bidan memiliki kepuasan tersendiri ketika bisa menolong ibu dan bayi. 


Akan tetapi, meskipun Suaidah telah sepenuh hati memberi pelayanan terbaiknya, ia kerap kali mendapatkan komplain buruk dari pasiennya. Tak jarang juga, Suaidah kerap dimarahi oleh pasiennya. Biasanya komentar tersebut menyampaikan ketidakpuasan atas pelayanan yang diberikan oleh nakes kepada pasien. Sebagian pasien menganggap nakes seperti pelayan bukan layaknya tenaga profesional di bidangnya. “Mungkin karena pasien memiliki wawasan kurang terhadap nakes, sehingga sebagian mereka kurang memanusiakan nakes,” ungkap Suaidah kepada Institut, Minggu (19/12).


Selain itu, bekerja sebagai nakes membuat waktu istirahat Suaidah tak menentu. Ia kerap kali telat makan karena waktu yang sering sekali bentrok dengan kondisi kebutuhan pasien, sehingga ia harus segera memberikan pelayanan. Lebih dari itu, Suaidah juga kerap kali mengorbankan waktu sahurnya saat bulan Ramadhan. Dan waktu tersebut ia gunakan untuk membantu pasien yang sedang mengalami kondisi darurat, seperti persalinan.


Pengalaman sebagai nakes juga dirasakan oleh Ayu Fitriya Rosanto sebagai perawat rumah sakit RSJD Dr. Amino Gondohutomo. Ia menganggap nakes merupakan profesi yang seru, menantang dan unik. Melayani pasien umum dan pasien ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) membuatnya belajar banyak hal dalam hidup.


Sensasi kebahagiaan lahir dan batin turut dirasakan Ayu ketika berhasil membantu kesembuhan pasien. Meskipun di masa pandemi ini bekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), ia kerap kali khawatir lantaran takut membawa virus penyakit  dan menularkannya kepada keluarga di rumah.


Sebagai perawat yang bekerja dengan aturan kerja shift, hal tersebut membuat Ayu harus pandai mengatur waktu dengan keluarga. Beban kerja yang berlipat ganda membuat ia harus membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus anaknya. “Ketika libur kerja, sebisa mungkin untuk meluangkan waktu mengantar dan menjemput anak ke sekolah,” ungkap Ayu, Minggu (19/12).


Lain halnya menurut Ratna yang bekerja KIA (Konsultasi Ibu dan Anak) di Puskesmas Krobokan Semarang. Ia memiliki kesan tersendiri sebagai nakes. Baginya, melihat perkembangan balita dan semangat orang tua untuk pertumbuhan anaknya adalah kebahagiaan tersendiri. Cara ia membagi tugas antara pekerjaan dan keluarga yaitu tidak membawa urusan pekerjaan ke dalam urusan rumah, begitu juga sebaliknya. “Ingin cuti bukan untuk liburan melainkan untuk istirahat dan berkumpul dengan keluarga,” ujar Ratna, Senin (20/12).


Ratna juga menceritakan salah satu pengalaman dirinya ketika bekerja sebagai nakes. Saat itu, Ratna dan teman nakes lainnya sedang menangani proses persalinan seorang ibu. Pasca melahirkan, nyawa ibu tersebut harus berpulang. Atas kejadian itu, Ratna dan teman-temannya dilaporkan ke polisi. Hal itu menjadi pengalaman tak terlupakan dalam hidupnya, karena menjadi nakes merupakan profesi yang membutuhkan ilmu dan penuh risiko. “Nakes perempuan adalah kartini hebat,” ungkap Ratna, Senin (20/12).


Menurut Herdianti Lutfitasari sebagai seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Krobokan Semarang, mengungkapkan rasa senangnya karena bisa menolong dan membantu kesembuhan pasien. Baginya, menjadi bidan yang dapat membantu dan menyelamatkan proses persalinan pasiennya merupakan suatu hal yang mengesankan. Meskipun terkadang harus siap melayani konsultasi 24 jam di luar jam kerja. “Sebab ketika bayi lahir, seorang wanita juga dilahirkan kembali menjadi seorang ibu,” ucap Herdianti, Senin (20/12).


NZZ

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Konservasi Berbuah Objek Wisata Previous post Konservasi Berbuah Objek Wisata
Teror Predator di Kampus Islam Next post Teror Predator di Kampus Islam