Dalam riwayatnya, Pintu Doraemon menjadi jalur penghubung bagi mahasiswa ke Pesanggrahan. Berakhir ditutup permanen, menuai kontroversi di pelbagai kalangan.
Pintu legendaris berwarna hijau yang berlokasi di Kampus 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta resmi ditutup permanen pada Selasa siang (16/8). Sejak dulu, Pintu Doraemon—sebutan yang disematkan oleh para mahasiswa—menjadi penghubung jalan tercepat bagi mahasiswa yang hendak menuju warung makan dan tempat fotokopi di Pesanggrahan. Lalu-lalang para mahasiswa lewat pintu itu, saban hari selalu ramai.
Ketua Asosiasi Pedagang Pesanggrahan, Mahmud Siyam mengatakan sangat terkejut mengetahui pintu tersebut ditutup permanen. Ia menambahkan kebijakan penutupan pintu tersebut sangat merugikan banyak pihak, mulai dari pedagang sekitar sampai mahasiswa. Pemasukan yang didapat oleh pedagang, ucapnya, mengalami perbedaan signifikan yang mencapai seperempatnya dibanding saat pintu terbuka.
Pada 2 Juni 2022, Mahmud melayangkan surat permohonan agar Pintu Doraemon kembali dibuka dengan melampirkan tanda tangan para pedagang Pesanggrahan. Kendati demikian, pihak rektorat memberikan dua alasan mengapa Pintu Doraemon tak kunjung dibuka: mencegah penyebaran virus Covid-19 dan menjaga keamanan, kenyamanan, serta kebersihan kampus dari berbagai sampah.
Mahmud menuturkan tidak ada pemberitahuan dari pihak rektorat terkait penutupan Pintu Doraemon secara permanen. Saat ini, Mahmud dan rekannya sedang tahap konsolidasi dengan pihak rektorat untuk membahas masalah penutupan pintu doraemon. “Soal sikap maupun aksi, kami sepenuhnya serahkan kepada mahasiswa,” ucap Mahmud, Rabu (17/8).
Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Pedagang Pesanggrahan, Dermawan menuturkan alasan kampus menutup permanen Pintu Doraemon— ingin kampus steril dan aman— bukan suatu alasan yang rasional dan malah merugikan banyak pihak. Ia menambahkan, kedepannya akan melakukan aksi lanjutan yang berkolaborasi dengan para mahasiswa dan pedagang Pesanggrahan. “Kampus sebagai institusi selayaknya bisa mendengarkan suara dari para orang di sekitarnya,” tegas Dermawan, Senin (22/8).
Institut menghubungi Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Ahmad Rodoni sejak Kamis (18/8), namun dia merespons agar menghubungi Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (AUK), Juanda Naim. Juanda saat dihubungi sejak Rabu (24/8), juga tak kunjung merespons. Kemudian, Institut menghubungi Kepala Bagian (Kabag) Umum, Imam Thobroni sejak Senin (22/8), tak kunjung mendapat jawaban.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Ahmad Ikfiyal merasa kecewa dengan penutupan Pintu Doraemon yang terbilang mendadak. Ia mengatakan Pintu Doraemon sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan para pedagang Pesanggrahan. “Saya tidak setuju Pintu Doraemon ditutup apalagi dengan alasan yang terkesan dibuat-buat,” tutur Ahmad, Senin (22/8).
Di sisi lain, Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Muhammad Mierza berpendapat ketika Pintu Doraemon ditutup permanen, mahasiswa memerlukan waktu lebih lama jika ingin ke Pesanggrahan karena harus memutar jauh lewat pintu lain. Ia menambahkan jika pintu ditutup demi keamanan, seharusnya kinerja satpam ditingkatkan lagi, mengingat Pintu Doraemon berdekatan dengan pos satpam.
Mierza mengungkapkan berbagai kenangan ketika Pintu Doraemon masih terbuka. Kenangan itu berupa bertemu kawan lintas fakultas; bergegas untuk mencetak tugas dari dosen; dan ketika waktu istirahat atau pulang kuliah. Tak ayal, Pintu Doraemon dipadati oleh para mahasiswa Kampus 1 UIN Jakarta.
Reporter: Aisyah Fitriani Arief, Ken Devina
Editor: Syifa Nur Layla
Average Rating