Tax Center Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar webinar nasional dengan tema “International Tax: Two Pillars of Money“ melalui Zoom Meeting dan siaran langsung YouTube, Sabtu (27/8).
Acara ini turut dihadiri beberapa narasumber, di antaranya Kepala Pusat Riset, Koperasi, Korporasi dan Ekonomi Kerakyatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Irwanda Wisnu Wardhana, dan Direktur Perpajakan Internasional Mekar Satria Utama.
Penyelenggaraan webinar tersebut bertepatan dengan Konferensi G20. Dalam konferensi tersebut, Indonesia turut andil menyerukan pentingnya sistem pajak internasional yang lebih adil. Dua pilar perpajakan internasional yang telah ditandatangani pada konferensi G20, akan segera berlaku pada 2023.
Webinar nasional dibuka oleh Direktur Perpajakan Internasional Mekar Satria Utama. Sebagai pengantar, ia menjelaskan terkait munculnya model bisnis yang bertransaksi lintas negara dan berbasis digital yang menjadi permasalahan di perpajakan internasional.
“Indonesia termasuk dalam negara pasar (yurisdiksi sumber) yang menyebabkan masalah bagi perusahaan digital. Sehingga, Indonesia masih belum menegakkan pajak ekonomi digital,” ungkapnya, Sabtu (27/8).
Kepala Pusat Riset, Koperasi, Korporasi dan Ekonomi Kerakyatan BRIN, Irwanda Wisnu Wardhana menjelaskan, sekitar lebih dari 60 persen remaja yang menginjak dewasa masih belum familier dan melek perihal pajak.
Wisnu juga mengatakan, saat ini, banyak remaja yang telah membayar pajak personal dari pekerjaan (PPH). Meski begitu, tuturnya, pemahaman para remaja tentang pajak dinilai masih minim.
“Setidaknya memberikan penggambaran Indonesia bisa memiliki pajak yang lebih adil untuk dunia,” jelasnya, Sabtu (27/8).
Reporter: Fayza Rasya
Editor: Haya Nadhira
Average Rating