Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra telah tutup usia pada Minggu (18/9) pukul 12.30 di rumah sakit Serdang, Selangor, Malaysia. Ketua Dewan Pers 2022-2025 tersebut dikabarkan meninggal dunia akibat terkena serangan jantung. Jenazah diberangkatkan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Indonesia pada Senin (19/9) pukul 20.45 waktu Malaysia.
Setibanya di Bandara Soekarno Hatta, jenazah langsung dibawa menuju rumah duka di Komplek Perumahan Puri Laras II C-23, Pisangan Barat, Cirendeu, Tangerang Selatan, pukul 23.00 WIB. Keesokan harinya, Selasa (20/9) jenazah disalatkan di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta. Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar memimpin jalannya salat jenazah yang berlangsung dengan khidmat.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, serta Menteri Koordinator Bidang Politik dan Hak Asasi Manusia Mohammad Mahfud Mahmodin turut mengikuti prosesi salat jenazah di Auditorium Harun Nasution.
Beberapa tokoh besar seperti Cendekiawan Muslim Quraish Shihab, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Listyo Sigit Prabowo, Politikus Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, disusul Walikota Banten Airin pun turut menghadiri prosesi pemakaman.
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko menyampaikan rasa dukanya yang mendalam atas wafatnya Azra sesaat sebelum jenazah disalatkan. “Kita yang hadir di sini memberikan penghormatan terakhir,” ucapnya, Selasa (20/9).
Usai melaksanakan salat jenazah, Rektor UIN Jakarta Amany Lubis secara simbolik menyerahkan jenazah Azra kepada negara untuk prosesi pemakaman secara kenegaraan. Firman, putra Azra mewakili keluarga menyetujui jika sang ayah dimakamkan sebagai seorang pahlawan. “Azyumardi Azra akan dimakamkan di makam pahlawan, tempat yang layak bagi seorang pahlawan,” ucap Amany, Selasa (20/9).
Selasa (20/9) pukul 07.30 WIB, para takziyah menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata. Jenazah Azra dikebumikan dengan upacara pemakaman kenegaraan. Upacara dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kepegawaian, Muhadjir Effendy.
Muhadjir mengaku merasa kehilangan sebab Azra merupakan sosok cendikiawan, budayawan, sejarawan, ahli ilmu sosial, dan keislaman yang memiliki pengaruh besar. Bahkan kata dia, kiprah keilmuan Azra telah diakui hingga ke mancanegara. “Semoga muncul sosok Azyumardi Azra muda yang baru,” ujar Muhadjir, Selasa (20/9).
Reporter: Nurul Sayyidah Hapidoh, Febria Adha Larasati
Editor: Haya Nadhira
Average Rating