Eksplorasi Seni Berbasis Interaksi Lewat ICAD

Eksplorasi Seni Berbasis Interaksi Lewat ICAD

Read Time:2 Minute, 30 Second

Eksplorasi Seni Berbasis Interaksi Lewat ICAD

ICAD kembali hadir dengan lebih interaktif, pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan karya-karya yang ditampilkan. 


Gelaran Pameran Seni Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) memasuki tahun ke-12. Pameran tersebut diselenggarakan 19 Oktober sampai 20 Desember 2022 dengan mengusung tema “Fragmenting Yesterday Reshaping Tomorrow”. Ekshibisi tersebut menampilkan karya dari 59 pelaku kreatif yang menggabungkan perupa kontemporer senior, kreator muda, kolaborasi seniman, dan komunitas. Acara ini digelar di Hotel Grandkemang, Jakarta Selatan.


Pengunjung tak dikenakan biaya sepeserpun untuk mengunjungi pameran ini. Untuk mendapatkan tiket masuk, pengunjung hanya perlu mengunjungi situs resmi ICAD dalam laman https://www.arturaicad.com/ dan melakukan registrasi. Pengunjung dapat memilih waktu kunjungan yang diinginkan melalui laman tersebut. Setelahnya, tiket berbentuk file akan dikirimkan melalui alamat surel.


Sebelum memasuki ruang pameran, pengunjung disambut dengan patung berbentuk mobil berbahan tembaga dan kuningan buatan Nyoman Nuarta. Setelah melewati alur registrasi, pengunjung dapat langsung memasuki ruang pameran. Karya yang ditampilkan terbagi dalam dua lantai. Lantai dasar diisi dengan karya-karya perupa senior Indonesia, karya berbasis teknologi, dan sejarah. Lantai atas berisi pemanfaatan ruangan sebagai bagian dari pameran, teknologi, dan lukisan.


Tak hanya bisa dinikmati secara visual, pengunjung juga dapat berinteraksi langsung dengan karya yang ditampilkan. Saat menapaki ruang pameran, pengunjung langsung disuguhkan oleh karya berjudul “Tactogram”. Karya tersebut menggambarkan seorang tunanetra yang tengah berjalan menggunakan tongkat. 


Di lantai atas, terdapat karya yang paling diminati pengunjung. Karya itu berjudul “Building with Nature”. Perupa menggambarkan karya tersebut bak pengolahan bahan limbah yang fungsinya belum banyak digunakan.


Komite Acara ICAD 12 Diana Nazir mengaku tema yang diusung dalam pameran ini terinspirasi dari pandemi. Menurut Diana, yang terjadi saat pandemi tak seluruhnya negatif. Ia lanjut mengatakan, ICAD 12 dibuat agar pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan karya para seniman. “Pandemi dapat membuat kita memilah masa lalu untuk membentuk masa depan yang lebih baik,” ujar Diana Nazir, Minggu (22/10).


Mella Jaarsma merupakan salah satu seniman yang karyanya ditampilkan di ICAD 12. Mella mengaku sangat menyukai karya yang berbasis penelitian. Dalam mengembangkan karyanya yang berjudul “I Owe You II”. Mella membuat penelitian tentang sejarah baju di Indonesia.


Dengan menggabungkan berbagai material dan warna, Mella membuat desain baju yang menggambarkan era kolonialisme di saat bahan tekstil masih sulit ditemukan. “Karya ini tentang penelitian terhadap sejarah baju atau penutup badan di Indonesia yang berhubungan dengan zaman kolonial,” jelas Mella melalui konferensi video, Senin (24/10). 


Menurut salah satu pengunjung Rara, di antara seluruh karya yang ditampilkan, ada beberapa karya yang menarik perhatiannya. Salah satunya karya buatan seniman terkenal asal Bali Nyoman Nuarta berjudul “Young Blood” dan “Freestyle”. Rara juga mengaku senang sebab dapat menikmati karya yang disuguhkan dari dekat. “Pameran ini inovatif dan bisa dinikmati semua kalangan,” ucap Rara, Minggu (22/10).


Izal, salah seorang pengunjung menyebut ICAD 12 membawakan pendekatan yang sangat mencerminkan Indonesia. Seperti karya-karya yang membawakan tema dukun, ramalan, sejarah, bahkan produk yang memanfaatkan limbah, hingga pengembangan teknologi. “Pendekatannya Indonesia banget, pemahaman dan eksekusinya unik, proses desain dan berkaryanya berdasarkan penelitian,” ujar Izal, Minggu (22/10). 


Reporter: NN

Editor: Haya Nadhira 

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Budaya Lawan Arah di Kawasan Fly Over Ciputat Previous post Budaya Lawan Arah di Kawasan Fly Over Ciputat
Mengasah Kecakapan Digitalisasi Lewat Comfest 2022 Next post Mengasah Kecakapan Digitalisasi Lewat Comfest 2022