Zoonosis Bukti Nyata dari Krisis Iklim

Zoonosis Bukti Nyata dari Krisis Iklim

Read Time:2 Minute, 25 Second
Zoonosis Bukti Nyata dari Krisis Iklim

Krisis iklim yang terjadi di dunia mempengaruhi beberapa sektor, terutama di sektor kesehatan. Zoonosis—penyakit yang ditularkan oleh hewan salah satunya, fenomena ini terjadi karena faktor lingkungan dan iklim sangat berpengaruh terhadap kesehatan hewan kepada manusia. 

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit Arbovirosis yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Kasus DBD yang pertama dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya dengan 58 kasus dan 24 kematian Case Fatality Rate (CFR 41,3%). Penyakit ini juga merupakan golongan penyakit zoonosis yang mana, penularannya melalui hewan.

Mengutip Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat  yang berjudul “Penanggulangan Penyakit Zoonosis Melalui Metode Oh Smart”, Zoonosis atau penyakit zoonotic adalah penyakit menular yang ditularkan secara alamiah dari hewan domestik atau hewan liar kepada manusia. Penyakit zoonosis yang baru muncul dapat terjadi dimana saja. 

Firdaus Ahmad, masyarakat yang pernah terkena penyakit DBD,  mengaku tidak menyadari bahwa DBD masih berhubungan dengan krisis iklim. Selama ini ia tidak pernah tahu tentang sumber-sumber krisis iklim, “Saya tidak tahu kalau DBD adalah dampak dari krisis iklim, yang  saya tahu, krisis iklim berasal dari gedung tinggi dan polusi udara.” tutur Firdaus, Senin (21/11).

Tak hanya Firdaus, Nauroh Lubnaya pun pernah mengalami hal  serupa. Dirinya berada di rumah sakit untuk penyembuhan DBD yang dideritanya, selama lebih dari seminggu. Ia juga mengaku, kurang memahami keterkaitan antara penyakit ini dengan krisis iklim, “Setelah ini saya akan mempelajari hal mengenai  krisis iklim, dan mungkin saya akan lebih peka terhadap lingkungan sekitar.” ujar Nauroh, Senin (21/11).

Menurut Mellisa Kowara, aktivis yang bergerak aktif di bidang krisis iklim, penyakit zoonosis disebabkan oleh hewan yang bermutasi menjadi penyakit, lalu ditularkan ke binatang lain, lalu ditularkan lagi kepada manusia. Krisis iklim yang tidak baik, maka akan berdampak kepada ekosistem hewan dan kesehatan hewan itu sendiri, dan akhirnya dari hewan yang tidak sehat akan menularkannya kepada manusia di sekitarnya.

Mellisa menambahkan, krisis iklim terjadi akibat beragam faktor, seperti kehancuran hutan, hingga industri peternakan massal. Hal ini juga yang mengakibatkan binatang-binatang menjadi stres dan mengeluarkan penyakit.  “Aktivitas manusia yang eksploitatif itu menghancurkan ekosistem hewan dan pada akhirnya menghasilkan penyakit zoonosis dan krisis iklim,” ucap Mellisa, Minggu (4/12).

Dosen Ilmu Epidemiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Minsarnawati menuturkan, ada lima rantai infeksi yang terjadi pada penyakit zoonosis. Kelima rantai tersebut ialah, dibawa oleh inang, jalan keluar penularan penyakit ke manusia, cara penularan, penyakit yang dibawa, dan kerentanan individu. “Peran hewan di reservoir dan vektor tergantung penyakitnya, seperti DBD, rabies, serta Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)” ucap Minsarnawati, Senin (1/1).

Lanjutnya, ia mengimbau kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran lingkungan dan pencegahan kerusakan hutan. Ia juga berharap kepada pemerintah untuk segera melakukan upaya promosi yang lebih besar, dan pastinya edukasi secara masif serta konsisten kepada masyarakat terkait zoonosis dan penanganannya. “Meningkatkan pelaksanaan surveilans kesehatan hewan di setiap unit,” pungkas Minsarnawati, Senin (1/1).

Reporter: Ken Devina

Editor: Sekar Rahmadiana Ihsan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Menjawab Keruhnya Air Student Center Previous post Menjawab Keruhnya Air Student Center
Polemik Gelar Doktor Honoris Causa Next post Polemik Gelar Doktor Honoris Causa