Mahasiswa kerap mengisi sela waktu perkuliahan dengan bekerja. Hal tersebut menyebabkan mereka harus pandai mengelola waktu antara perkuliahan dan bekerja.
Bekerja di samping jadwal perkuliahan kerap dilakukan oleh mahasiswa. Tak terkecuali para mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengisi waktu luang dengan bekerja. Bagi mereka, sela waktu perkuliahan lebih baik diperuntukkan mengais rezeki dengan cara yang beragam.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Politik, Rama Wiratara berpendapat, pekerjaan sampingan bagi mahasiswa dinilai cukup penting. Baginya, hal itu cukup untuk menambah uang saku dan menjalin relasi di luar kampus. “Selain menambah relasi di luar kampus, kuliah sambil kerja juga penting untuk menambah pengalaman terkait dunia kerja,” ucap Rama, Sabtu (28/10).
Rama yang juga seorang analis video di sela perkuliahan, mengaku perlunya menerapkan manajemen waktu. “Kerjanya Jumat, Sabtu, dan Minggu dari pagi sampai sore, jadi setelah Magrib baru mengerjakan tugas kuliah,” tuturnya.
Menurut Rama, tak dapat dipungkiri jika dirinya sesekali mengalami kendala dalam perkuliahan. “Kalau kendala pasti ada, salah satunya dikejar tenggat waktu pengumpulan tugas,” ucapnya.
Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Naufal Annabil mengatakan, pekerjaan sambilan bagi mahasiswa mempunyai banyak manfaat. Di antaranya menambah ilmu baru yang tidak dipelajari di kelas ataupun mempraktikkan langsung teori yang telah didapat. “Misalnya kita sudah belajar teori tentang produksi video, jadi bisa langsung dipraktikkan saat bekerja,” tuturnya, Minggu (29/10).
Lanjut, menurut Naufal tanpa manajemen waktu yang baik, pekerjaan sambilan akan berdampak buruk bagi perkuliahan mahasiswa. “Dampak negatif kerja saat kuliah itu lumayan banyak karena sudah nyaman dengan pekerjaan dan sudah dapat uang. Jadi bisa saja muncul asumsi untuk apa kuliah? Karena pekerjaan sudah ada, uang juga sudah dapat,” ucap Naufal, Minggu (29/10).
Sebagian teks dalam berita ini sudah diralat sesuai permintaan narasumber pada Kamis (2/11).
Reporter: MAI
Editor: Nabilah Saffanah