Aksi Power Up di depan Gedung KPU menuntut para calon presiden untuk peduli lingkungan. Partisipan juga meminta agar tim sukses tidak bekerjasama dan menerima dana dari industri fosil, yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas.
Komunitas Climate Rangers Jakarta menggelar aksi Power Up di depan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (3/11). Peserta merupakan mahasiswa dari berbagai universitas, antara lain Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Negeri Pembangunan “Veteran” Jakarta (UPNVJ). Aksi demonstrasi menuntut agar para Calon Presiden Republik Indonesia (Capres RI) 2024 berkomitmen untuk menangani krisis iklim dan melakukan transparansi dana kampanye.
Koordinator Lapangan Aksi Power Up, Ginanjar Ariyasuta mengungkapkan, masalah krisis iklim yang menyebabkan kenaikan suhu udara sudah menjadi persoalan serius. Ia juga menjelaskan, krisis iklim akan mendatangkan masalah baru, di antaranya hidrometeorologi dan gelombang panas (heat waves). “Ketika suhu udara di atas 1,5°C sudah bukan krisis lingkungan, tapi juga krisis ekonomi, pangan, politik, sosial dan sebagainya,” tutur Ginanjar, Jumat (3/11).
Lanjut, Ginanjar juga berharap aksi ini tidak hanya didengar melainkan juga direalisasikan karena sudah sangat darurat. “Kita melihatnya ini sudah waktunya dan memaksa, karena memang harus sekarang,” lanjut Ginanjar.
Partisipan Aksi Power Up, Reza Mahendra mengaku resah karena suhu udara di Jakarta terus meningkat sebab banyak kendaraan yang menggunakan energi fosil. Ia juga menuturkan, sudah banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah terbakar karena krisis iklim, TPA Bantar Gebang salah satunya. “Biasanya pihak Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tuh buangnya malam biar nggak keliatan,” lanjut Reza, Jum’at (3/11).
Anggota Komunitas Climate Rangers Jakarta, Ahmad Fathan berharap aksi ini bisa mendorong masyarakat memilih pemimpin yang lebih berkomitmen dalam transisi energi. Ia juga menginginkan para calon melakukan transparansi dana kampanye agar masyarakat sipil bisa mengetahui sumber dana calon yang didukung. “Agar masyarakat sipil mengetahui siapa calon yang didukung oleh dana besar dari industri fosil, sehingga kita bisa mengalihkan pilihan ke mereka yang didukung energi terbarukan,” ujar Fathan, Sabtu (4/11).
Reporter: MNA
Editor: Shaumi Diah Chairani